Banyaknya pedagang yang ikut dalam acara itu, membuat mereka harus berkumpul hingga memenuhi jalan raya.
Suasana khidmat yang menyelimuti Pasar Wates itu terjadi sejak pukul 08.00 WIB. Setidaknya ada 300an pedagang yang mengikuti upacara tersebut.
Tradisi ini telah menjadi agenda tahunan yang rutin digelar oleh komunitas pedagang pasar tersebut.
Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pedagang pasar pagi, pedagang kios lantai satu dan dua, tukang parkir, hingga tampak pekerja koperasi.
Tak hanya itu, tukang becak dan warga sekitar juga turut hadir mengikuti jalannya upacara.
“Semoga dengan upacara ini, para pedagang, khususnya yang sudah sepuh, terus mengenal dan mencintai Indonesia,” ujar Riuk Sudaryo, Ketua Yayasan Pedagang Wetan Pasar Wates.
Menurut Riuk, sejatinya semangat nasionalisme terus ditanamkan di kalangan pedagang.
Setiap pagi pukul 07.00 WIB, lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan, dan para pedagang berdiri di tempat sebagai bentuk penghormatan.
Kemudian pada tiap peringatan Hari Kemerdekaan kali ini, upacara dilakukan di pelataran depan pasar, yang sebelumnya dipadati oleh pedagang pasar pagi yang menggelar lapak sejak subuh.
Nuansa kemerdekaan sudah sangat terasa dengan diputarnya lagu-lagu kebangsaan sejak pukul 06.30 WIB.
Sambil bekerja mendatangkan barang, ibu-ibu pedagang sudah berdandan rapi, para laki-laki sudah mengenakan batik.
Tepat pukul 07.00 WIB, para pedagang mulai merapikan dagangan mereka. Sekitar pukul 07.30 WIB, mereka lalu berkumpul di lokasi upacara, berbaris rapi dalam tiga kelompok, dengan pemisahan antara peserta laki-laki dan perempuan.
Tingginya antusiasme peserta bahkan membuat jalan raya satu arah di depan pasar terpaksa ditutup sementara karena dipenuhi oleh peserta upacara.
Riuk menjelaskan, tahun ini undangan disebar untuk sekitar 400 pedagang, dan hampir semuanya ikut serta.
Mereka berasal dari berbagai jenis usaha, mulai dari penjual tempe, geblek, getuk, growol, hingga jajanan khas daerah lainnya.
Mayoritas peserta adalah perempuan. "Setiap tahun kami rutin mengadakan upacara ini. Antusiasme para pedagang, terutama ibu-ibu, sangat tinggi," kata Riuk.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia juga menyediakan konsumsi ringan bagi para peserta.
Salah satu peserta, Yulianti, pedagang telur asin yang telah berdagang di Pasar Wates selama 25 tahun, mengaku bangga bisa kembali ikut serta dalam hajatan ini.
"Sudah tujuh kali saya ikut. Semoga ke depan Pasar Wates semakin maju dan dagangan kami makin laris," ujar dia.
Baik Riuk maupun Yulianti berharap, kegiatan ini dapat semakin mempererat persaudaraan antar pedagang serta menumbuhkan rasa cinta tanah air di tengah kesibukan berdagang sehari-hari.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/08/17/105528078/ratusan-pedagang-pasar-wates-gelar-upacara-hut-ke-80-ri-jalan-raya