JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Joko Widodo menghadiri reuni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu (26/07/2025).
Jokowi berangkat ke lokasi reuni di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Fakultas Kehutanan UGM, Sleman, DI Yogyakarta, bersama istrinya, Iriana Jokowi, dari kediamannya di Solo, Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut, Jokowi berbaur dengan rekan-rekannya semasa kuliah meskipun tidak mengenakan seragam reuni berwarna biru.
Ia memilih kemeja putih lengan panjang, yang merupakan pakaian khasnya saat menjabat sebagai presiden. Jokowi tidak mengenakan baju seragam biru seperti para alumnus yang lain.
Memaksakan diri
Jokowi mendapat kesempatan untuk menyampaikan sambutan.
Dalam sambutannya, Jokowi mengungkapkan bahwa ia memaksakan diri untuk hadir meskipun masih dalam masa pemulihan setelah mengalami gangguan kesehatan.
Ia tetap memutuskan hadir dalam reuni tersebut lantaran tidak ingin mengecewakan rekan-rekan seangkatannya.
"Kemarin waktu dihubungi Pak Bambang, ditanya, ‘Datang enggak?’ Kalau enggak datang, tambah palsunya. ‘Ke mana dia?’ Ini saya paksakan datang, betul," ujarnya.
Jokowi melaporkan bahwa sebanyak 67 alumni hadir dalam reuni tersebut.
Ia merasa perlu hadir untuk menghindari spekulasi, terutama terkait isu ijazah palsu yang menerpanya.
"Bayangkan kalau saya enggak datang. Nah, 67 orang ngumpul semua. Jokowi di mana? Rame lagi nanti," kata dia.
Namun, dengan nada bercanda Jokowi mengingatkan rekan-rekannya agar tidak terlalu senang, karena bisa terseret keputusan pengadilan.
"Jangan senang dulu lho, karena ijazah saya masih diragukan," ujar Joko Widodo.
"Hati-hati nanti keputusan di pengadilan. Begitu keputusannya asli, bapak ibu boleh senang-senang. Tapi begitu tidak, yang 88 juga semuanya palsu," ucapnya, yang disambut tawa para peserta reuni.
Jokowi mengaku heran
Jokowi mengaku heran dengan tudingan mengenai ijazah palsu serta KKN (Kuliah Kerja Nyata) fiktif yang dialamatkan kepadanya.
Ia menekankan bahwa ia telah menjalani kuliah dengan penuh perjuangan, termasuk menyelesaikan KKN dan skripsi.
"Dosen pembimbing skripsi saya adalah Prof Dr Ir Achmad Sumitro. Kemudian skripsi saya diuji oleh Ir Burhanuddin dan Ir Sofyan Warsito. Diuji, ada pengujinya, diragukan lagi," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa KKN yang dilakukannya berada di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
Mengenai status ijazahnya, Jokowi menegaskan bahwa seharusnya masalah ini sudah selesai berdasarkan pernyataan UGM. "Kalau Ibu Rektor sudah menyampaikan ijazahnya dikeluarkan oleh UGM, Bapak Dekan Fakultas Kehutanan juga sudah menyampaikan ijazahnya asli dan saya kuliah di situ, sudah," tegasnya.
"Tapi ya itulah sekali lagi ini politik, bukan urusan asli dan tidak asli. Sudah tahu semuanya itu asli tapi untuk kepentingan politik jadi terjadi hal seperti ini," tuturnya.
Di akhir pidatonya, Jokowi menyatakan bahwa apa yang disampaikannya adalah curahan hati kepada teman-teman lamanya.
"Saya rasa itu saja yang ingin saya sampaikan, saya nanti kayak curhat. Tapi memang curhat ke teman-teman ya boleh kan?" ujarnya.
Kata Teman Jokowi
Sementara itu, Ketua Angkatan 80 Fakultas Kehutanan UGM, Arief Hidayat, menjelaskan bahwa tidak ada masalah terkait Jokowi yang tidak mengenakan seragam.
"Enggak apa-apa, Beliau juga punya (seragam yang dipakai reuni)," ujarnya.
Arief menegaskan bahwa seragam untuk reuni bersifat tidak wajib.
Rekan Jokowi yang lain, Mulyono, mengungkapkan bahwa mereka satu angkatan di Fakultas Kehutanan UGM dan lulus pada tahun yang berbeda.
"Iya satu angkatan, dulu kan enggak ada kelas jadi masuknya bareng tahun 80," jelasnya.
Mulyono menambahkan bahwa Jokowi lulus lebih cepat karena memiliki nilai akademik yang lebih baik.
Mustoha Iskandar, yang juga salah seorang teman seangkatan Joko Widodo, menegaskan keaslian ijazah tersebut.
"Pasti asli. Gimana nggak asli, wong teman-temanya masih ada, saksi hidup," ujar Mustoha saat ditemui di sela-sela acara reuni.
Mustoha menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan jika diminta menjadi saksi.
"Oh siap, kita siap (jadi saksi). Keterangan saksi itu alat bukti nomor satu lho, mosok kita mau berbohong," tuturnya.
"Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya, skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli," katanya.
Roy Suryo juga menyebutkan bahwa kedatangan Jokowi bukan sebagai alumni, melainkan sebagai pejabat.
"Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya," tegasnya.
Roy Suryo merupakan ahli yang mendampingi Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA). TPUA adlaah pihak yang melaporkan dugaan ijazah palsu Jokowi ke Bareskrim Polri.
Namun Polri akhirnya menghentikan kasus tersebut setelah memeriksa di laboriatorium forensik dan menyatakan ijazah Jokowi asli.
(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/07/28/055000978/jokowi-pun-reuni-di-tengah-isu-dan-tudingan-ijazah-palsu-