YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Bupati Sleman Harda Kiswaya meyakini larangan study tour yang diterbitkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak berdampak signifikan terhadap jumlah kunjungan wisata di wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Kan cuma Jawa Barat, lainnya masih (memperbolehkan study tour),” kata Harda saat ditemui, Kamis (24/7/2025).
Ia menegaskan, kawasan wisata di Sleman, tetap ramai pengunjung dari berbagai daerah, terutama saat musim liburan.
“Coba lihat, kami kewalahan kalau musim libur. Enggak ada masalah,” ujarnya.
Pelaku Usaha Mengaku Kunjungan Wisata Anjlok
Sementara itu, Pelaku wisata jeep Lava Tour Merapi mengaku mengalami penurunan kunjungan hingga 65 persen akibat larangan study tour Dedi Mulyadi.
Pada Senin (21/7/2025), sejumlah pelaku wisata ikut aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, untuk meminta pencabutan kebijakan larangan study tour.
Para pelaku jeep wisata Lava Tour Merapi turut hadir dalam aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas.
Ketua Asosiasi jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri mengatakan, kehadiran mereka untuk mendukung rekan-rekan pelaku wisata lain yang terdampak kebijakan larangan study tour.
"Kami meminta kebijakan tersebut dikaji ulang. Ya semoga SK (larangan study tour) dicabut karena cukup banyak," ujar Ketua Asosiasi jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Dardiri saat dihubungi, Senin (21/07/2025).
Dardiri menjelaskan, wisatawan yang berkunjung ke destinasi Lava Tour Merapi sebagian besar berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Sehingga, larangan study tour dari Jawa Barat sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha mereka.
“Sangat berdampak sekali. Ada penurunan hingga 65 persen sejak kebijakan larangan study tour diberlakukan,” ungkapnya.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/07/24/141659078/bupati-sleman-pede-larangan-study-tour-dedi-mulyadi-tak-pengaruhi