Salin Artikel

Job Fair di Yogyakarta, Pelamar Kerja Keluhkan Batasan Usia dan Keharusan "Good Looking"

Pada hari pertama, acara ini mulai ramai dikunjungi oleh para pencari kerja dari berbagai daerah di DIY.

Namun, sejumlah pencari kerja mengeluhkan adanya batasan usia maksimal dalam melamar pekerjaan.

Sani (41), salah satu pencari kerja, mengungkapkan bahwa ia telah berkeliling ke berbagai tenant yang membuka lowongan pekerjaan.

Ia mencatat bahwa mayoritas perusahaan masih memberlakukan batas maksimal usia pelamar.

"Saya mengikuti Job Fair dua kali di Jogja, dulu lumayan banyak PT-nya, di sini agak sedikit. Di Jogja masih dibatasi batas usia, di Jawa Timur kan sudah enggak ada batasan usia," katanya saat ditemui di lokasi, Selasa.

Sani juga menyebutkan bahwa ia mendapatkan informasi dari berita bahwa di Jawa Timur sudah tidak ada batasan usia bagi pelamar kerja.

"Saya dari Jogja. Saya lihat berita kalau Jawa Timur sudah tidak ada batasan usia," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengeluhkan syarat lain yang dianggap memberatkan, yaitu perusahaan yang memberlakukan penampilan menarik.

"Sama good looking. Kalau di sini itu aja sih kekurangannya," ucapnya.

Ia sempat mengikuti fasilitas konseling yang disediakan Pemkot Yogyakarta dalam acara Job Fair ini, dan direkomendasikan untuk mengikuti kursus pelatihan.

"Tadi masukannya suruh mengikuti pelatihan katering, jahit itu saja untuk usaha di rumah," tambahnya.

"Paling mau daftar telemarketing, 40 telemarketing tadi masih bisa," jelasnya.

Pencari kerja lainnya, Prasetya, juga mengungkapkan hal yang serupa.

Ia menilai batasan usia bagi pelamar kerja justru menghambat pencari kerja.

"Batasan umur tergantung perusahaan juga, cuma bagi saya untuk masalah batasan umur itu tidak perlu," ungkapnya.

Meskipun demikian, ia merasa sangat terbantu dengan adanya Job Fair, yang memberinya banyak informasi lowongan kerja setelah lima tahun tidak bekerja.

"Kena PHK sebelum Covid, selama lima tahun ini tidak melamar lagi sejak 2020, baru sekarang mulai lagi," katanya.

Setelah di-PHK, Prasetya bekerja sebagai freelancer, namun ia mengakui kesulitan dalam mencari pekerjaan formal.

"Agak susah juga freelance, mau cari kerja yang formal," tambahnya.

Pelamar lainnya, Ardi, menyampaikan bahwa ia sering mengikuti Job Fair, meskipun belakangan ini lebih memilih Job Fair daring karena dinilai lebih praktis.

Ia juga mengeluhkan batasan usia maksimal 35 tahun bagi pelamar kerja yang menjadi kendala.

"Masih dibatasi usia. Masih tenaga kuat harusnya bisa," kata dia.

"Tadi maksimal 35 tahun, dari dulu seperti itu (jadi kendala)," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/07/08/132612478/job-fair-di-yogyakarta-pelamar-kerja-keluhkan-batasan-usia-dan-keharusan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com