Salin Artikel

Kompensasi Stasiun Lempuyangan Cair, Warga Jual Material Rumah

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pengembangan Stasiun Lempuyangan mulai menunjukkan dampak langsung bagi warga Tegal Lempuyangan.

Sejumlah warga telah menerima dana kompensasi dan mulai membongkar serta menjual bagian rumah tambahan yang selama ini berdiri di kawasan terdampak.

Ketua RW 01 Tegal Lempuyangan, Anton Handriutomo mengatakan, sebagian warga sudah mulai membongkar bahkan menjual material-material bangunan tambahan.

"Nomor rumah, seng-seng sudah dilego, beberapa (material) sudah (dijual). Terutama parkiran (rumah menyediakan lahan parkir) itu seng-seng dilego," katanya, Kamis (3/7/2025).

Anton menyampaikan sebagian warga sudah diberikan ongkos bongkar bangunan dengan besaran bangunan permanen ongkos bongkar Rp 250.000 per meter, sedangkan non permanen Rp 200.000 per meter.

Ia mengatakan, setelah warga mendapatkan uang bongkar bangunan, warga leluasa akan membongkar secara mandiri atau membiarkan bangunan.

"Mau dibongkar terserah tidak dibongkar ya karepmu (terserah kamu)," kata dia.

Anton memilih untuk membongkar bangunan tambahan karena untuk dipindah ke rumahnya yang berada di Taman Siswa. Namun, menurut dia ada beberapa warga menjual material dengan cara borongan karena sudah tidak bisa membuka lahan parkir di Stasiun Lempuyangan.

"Tapi ada beberapa teman yang setelah ini tidak buka parkir lagi karena tidak tinggal disitu rumah jauh ada di lava bantal Godean di luar kota akhirnya dijual borongan sengnya ada yang Rp 3 juta ada yang Rp 4 juta," jelasnya.

Ia menyampaikan, dari 14 warga yang terdampak pengembangan Stasiun Lempuyangan, satu warga memilih untuk masih bertahan.

13 lainnya telah mendapatkan pembayaran ongkos bongkar sebesar 50 persen, ongkos pembongkaran bakal dilunasi pada 31 Juli saat serah terima kunci.

"Sudah, kompensasi diberikan 50 persen itu kemarin. Dari 14 rumah 1 rumah tidak mau,," ujarnya.

Dia menyebut besaran yang diterima bervariatif jumlahnya tergantung berapa besar bangunan tambahan yang dibuat oleh warga.

"Dari KAI paling kecil Rp 21 Juta, dan paling besar Rp 141 juta. (Rumah) sebelah timur saya paling besar, sebelah barat saya paling kecil. Semua tergantung ukuran berapa besar bangunan tambahan yang dibuat," katanya.

Menurut dia selain mendapatkan ongkos bongkar dari KAI warga juga menerima bebungah dari Keraton Yogyakarta dengan jumlah Rp 750 juta.

"Bebungah dari Sultan itu besarnya Rp 750 juta dibagi rata untuk 14 orang jadi satu rumah Rp 53 juta," katanya.

Sebelumnya, Ketua RW 01 Tegal Lempuyangan, Anton Handriutomo, mengonfirmasi bahwa PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah mengunjungi rumahnya untuk melakukan pengukuran yang berkaitan dengan pemberian kompensasi bagi warga.

Pertemuan tersebut berlangsung setelah surat pemberitahuan diterima beberapa hari lalu, yang menyatakan bahwa pengukuran direncanakan dilakukan hari ini Rabu (16/4/2025) pada pukul 09.00 WIB.

"Kemudian yang akan diukur adalah bangunan tambahan dari rumah yang kami diami. Tujuannya baru dikatakan saat mereka datang untuk kompensasi," ungkap Anton, Rabu (16/4/2025).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/07/03/181012778/kompensasi-stasiun-lempuyangan-cair-warga-jual-material-rumah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com