Salin Artikel

Tol Yogya–Solo Butuh Tambahan 581 Bidang Lahan, Pembebasan Dimulai Pekan Depan

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Proyek Tol Yogya–Solo kembali membutuhkan tambahan lahan sebanyak 581 bidang tanah.

Lahan ini tersebar di 11 kalurahan di Kabupaten Sleman dan digunakan untuk kebutuhan konstruksi, pelebaran jalan, hingga akses ke fasilitas umum seperti RSA UGM.

Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo membenarkan adanya penambahan lahan tersebut.

"Kalau sesuai dengan dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT), itu ada 581 bidang," ujar Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo saat dihubungi, Jumat (13/06/2025).

Hary menyampaikan sebanyak 581 bidang tersebut tersebar di 11 kalurahan di Kabupaten Sleman yakni Kalurahan Tamantirto dan Kalurahan Purwomartani di Kapanewon Kalasan.

Kalurahan Sinduadi, Kalurahan Sendangadi, Kalurahan Tlogoadi, dan Kalurahan Tirtoadi di Kapanewon Mlati. Kalurahan Bokoharjo di Kapanewon Prambanan.

Kalurahan Maguwoharjo, Kalurahan Condongcatur dan Kalurahan Caturtunggal di Kapanewon Depok. Kemudian Kalurahan Trihanggo di Kapanewon Gamping.

Menurut Hary, penambahan lahan tersebut digunakan untuk mengakomodir beberapa hal, salah satunya kebutuhan konstruksi.

"Ada beberapa sebab, karena kebutuhan konstruksi, perlu penambahan dalam rangka kebutuhan akses. Yang di Trihanggo itu kan kebutuhan akses ke RSA UGM," tuturnya.

Selain itu, penambahan lahan tersebut juga untuk pelebaran jalan, hingga mengakomodir kebutuhan akses warga.

"Kemudian juga ada perubahan desain, seperti yang di Tirtomartani itu kan sekarang dibuat Exit Tol di situ nanti kan, jadi ada pelebaran jalan di sekitarnya. Terus juga ada yang mengakomodir kebutuhan warga," ucapnya.

Penambahan lahan terbanyak di Jalan Tol Yogya-Solo Seksi 2.1. Total penambahan untuk Seksi 2.1 sebanyak 262 bidang tanah. Sedangkan Seksi 1.2 penambahan sebanyak 173 bidang tanah. Kemudian untuk Seksi 2.2 penambahan sebanyak 146 bidang tanah.

Terkait dengan pembebasan lahan tersebut lanjut Hary akan dilakukan secara bertahap. Rencananya pada tahap pertama akan dilakukan di daerah Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping.

"Ya untuk saat ini bertahap. Jadi nanti untuk tahap satu di Trihanggo dulu. Tahap berikutnya kita menunggu arahan dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)," ungkapnya.

Hary menuturkan surat tugas untuk melakukan identifikasi lahan sudah keluar 13 Juni 2025. Sesuai dengan hasil koordinasi, tim akan turun ke lapangan melakukan identifikasi lahan mulai 16 Juni 2025.

"Surat tugas untuk identifikasinya sudah per hari ini tanggal 13 ini. Hari Senin kita akan mulai di lapanganya. Jadi nanti di sekitar Simpang Empat Kronggahan, kita akan mulainya," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/06/13/205700078/tol-yogya-solo-butuh-tambahan-581-bidang-lahan-pembebasan-dimulai-pekan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com