Salin Artikel

Cak Imin Resmikan SPPG di Sleman: Multiplier Effect-nya Luar Biasa

Dalam acara tersebut, Muhaimin, yang akrab disapa Cak Imin, menekankan pentingnya SPPG Bumdes yang dinilai memiliki dampak positif berganda.

"Saya sangat bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada teman-teman Bumdes, di mana Bumdes berinisiatif menjadi mitra dari BGN," ujar Cak Imin usai peresmian.

Cak Imin menjelaskan bahwa keberadaan SPPG Bumdes akan memberikan efek positif yang signifikan.

Menurutnya, kemajuan Bumdes akan berkontribusi pada penyediaan makanan bergizi gratis, serta membangun ekosistem ekonomi yang lebih baik.

"Ini langsung multiplier effect-nya luar biasa. Satu Bumdes maju, dua mendukung program makanan bergizi gratis, dan membangun ekosistem ekonomi. Ujung-ujungnya, semua ini akan menghasilkan pemberdayaan," ucapnya.

Efek SPPG Bumdes dan pemberdayaan berbasis ekosistem

Ia juga mengungkapkan bahwa bahan pokok untuk makanan bergizi gratis dapat diperoleh dari petani lokal, dan tenaga kerja di SPPG Bumdes akan melibatkan warga sekitar.

"Makanan bergizi gratis akan sampai di masyarakat, supplier bahan-bahan pokok bisa bekerja sama dengan teman-teman di Bumdes dan SPPG. Ibu-ibu yang bekerja, tenaga kerja, proses rekrutmen tenaga kerja ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar," jelasnya.

Cak Imin menambahkan bahwa model pemberdayaan berbasis ekosistem ini akan terus dikembangkan, sehingga proses produksi dan pasar dapat berjalan secara produktif dan simultan.

"Ini momentum bagi Bumdes-Bumdes seluruh Indonesia untuk berperan dalam menyediakan makanan bergizi gratis yang benar-benar dibutuhkan dan berdampak positif bagi Bumdes itu sendiri," urainya.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan bahwa SPPG Bumdes merupakan salah satu bentuk kemitraan yang diinginkan oleh BGN.

"Siapapun boleh menjadi mitra, baik perorangan, perusahaan, Bumdes, koperasi, dan lain-lain," ucapnya.

Dadan mengungkapkan bahwa di wilayah Kabupaten Sleman sudah dibangun 15 SPPG Bumdes, yang akan menjadi mitra Badan Gizi Nasional.

"Seperti yang disampaikan Pak Menko, multiplier effect-nya luar biasa. Sekitar 50 orang akan bekerja, dan ibu-ibu yang sebelumnya tidak dapat bekerja kini dapat penghasilan," bebernya.

Ia menambahkan bahwa setiap SPPG Bumdes membutuhkan minimal 15 supplier, dengan harapan para supplier tersebut berasal dari daerah setempat.

"Kemudian setiap kali berdiri seperti ini membutuhkan minimal 15 supplier yang akan menciptakan 15 entrepreneur baru. Kita berharap semua pasokan bisa dipasok dari warga sekitar, sehingga menciptakan ekosistem yang luar biasa," ucapnya.

Dadan juga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada sekitar 1.286 SPPG, namun masih banyak yang dibutuhkan.

"Masih banyak, kita baru memiliki 1.286 SPPG, dan masih membutuhkan kurang lebih 28.800 SPPG yang harus dibangun. Nanti Badan Gizi akan membangun 1.554, sehingga total yang diharapkan adalah 28.000 melalui kemitraan dari berbagai pihak," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/05/09/073300678/cak-imin-resmikan-sppg-di-sleman--multiplier-effect-nya-luar-biasa-

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com