Salin Artikel

Penyebab Hotel Tentrem Yogyakarta Digugat Rp 3,4 Miliar

Bambang merasa dirugikan setelah mengetahui bahwa salah satu foto karyanya digunakan tanpa izin selama bertahun-tahun oleh pihak hotel.

Foto yang menjadi pokok perkara merupakan gambar Candi Prambanan dengan latar belakang Gunung Sumbing, hasil jepretan Bambang pada 2016 dan pertama kali diunggah ke akun Instagram miliknya pada September tahun yang sama.

Dalam dokumen gugatan yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Rabu (30/4/2025), Bambang mengeklaim bahwa pihak hotel telah memakai foto tersebut tanpa izin sejak 2017 dan baru mencabut penggunaannya pada akhir 2024.

Kuasa hukum Bambang, Julian Duwi Prasetia, menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran atas hak cipta sebagai bentuk hak eksklusif pencipta atas karyanya.

"Hak cipta merupakan hak eksklusif yaitu yang terdiri dari hak moral dan hak ekonomi perlindungan yang timbul sejak dideklarasikan," kata Julian saat dikonfirmasi, Rabu (30/4/2025).

Ia menekankan bahwa ketidaktahuan tidak dapat dijadikan alasan pembenar dalam pelanggaran hak cipta, terutama terhadap karya seni yang telah dinyatakan secara publik.

"Perlindungan karya seni di Indonesia itu telah dijamin dalam Undang-Undang dan dalam proses perwujudannya maka pengadilan menjadi salah satu tempat untuk memberikan perlindungan tersebut," kata dia.

Dalam gugatan ini, nama Venny Wong juga turut dimasukkan sebagai salah satu pihak tergugat.

Julian berharap pengadilan dapat berpihak pada perlindungan karya seni demi menjaga keberlangsungan industri kreatif di Indonesia.

"Serta tidak memberi ruang bagi pelanggar hak cipta, pencuri hak cipta maupun orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas pelanggaran hak cipta," ucapnya.

Lebih lanjut, Julian mengajak masyarakat luas untuk bersolidaritas terhadap kasus-kasus serupa dan tidak ragu memperjuangkan hak-hak para pekerja seni.

"Mendorong untuk terus bersuara atas ketidakadilan yang terjadi akibat peristiwa pelanggaran hak cipta," tambah dia.

Adapun total nilai gugatan yang diajukan mencapai Rp 3,4 miliar, terdiri atas kerugian materi sebesar Rp 2,1 miliar dan kerugian immateri sebesar Rp 1,3 miliar.

Bambang menyebutkan, kerugian tersebut timbul karena selama tujuh tahun karyanya digunakan tanpa izin dan tanpa mencantumkan nama pencipta.

Diberitakan sebelumnya, Public Relations Manager Hotel Tentrem Venta Pramushanti mengatakan, pihaknya telah menerima aduan keberatan mengenai penggunaan foto pemandangan Candi Prambanan dengan latar Gunung Sumbing yang diambil oleh Bambang Irawan.

Venta mengakui bahwa Hotel Tentrem pernah menggunakan foto karya Bambang pada laman resmi hotel sebagai pelengkap informasi mengenai destinasi Candi Prambanan.

Namun, pihaknya menekankan bahwa foto tersebut diunggah oleh pengelola laman atau pihak ketiga, bukan langsung oleh manajemen hotel.

"Tidak digunakan komersil karena kami tidak jualan paket ke Candi Prambanan,” katanya, Kamis (30/1/2025).

“Foto tersebut diunggah bukan dari kami, tapi oleh pengelola website kami. Kalau kami lihat itu sepertinya kisarannya, kisaran 2017 akhir atau 2018 awal," imbuhnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/04/30/155850478/penyebab-hotel-tentrem-yogyakarta-digugat-rp-34-miliar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com