Salin Artikel

Parkir ABA Akan Dibongkar Jadi Ruang Terbuka Hijau, Nasib Pedagang Belum Jelas

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Rencana Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk membongkar Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) menuai respons dari para pedagang dan juru parkir.

Mereka mengaku belum mendapatkan sosialisasi resmi terkait pembongkaran tersebut.

Salah satu pengelola parkir ABA, Doni Ruliyanto, menyampaikan bahwa hingga saat ini para pedagang dan juru parkir belum memiliki rencana apabila harus meninggalkan lokasi.

“Belum ada kepikiran mau ke mana,” ujar Doni saat ditemui pada Jumat (11/4/2025) malam.

Doni mengungkapkan bahwa informasi mengenai pembongkaran TKP ABA justru pertama kali mereka dengar melalui media massa dan media sosial, bukan dari pemerintah daerah.

"Itu belum ada sosialisasi resmi, belum ada. Waktu itu pas puasa itu, ada pemberitaan itu kami kaget semua. Taunya dari media. Kami terus minta audiensi kaitannya dengan itu, ke pak Wali, Dishub," kata Doni.

Mengetahui adanya rencana tersebut, Doni dan rekan-rekannya berusaha melakukan audiensi dengan Pemerintah DIY melalui Dinas Perhubungan (Dishub).

Namun dalam pertemuan tersebut, mereka tidak mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai rencana pembongkaran. Mereka hanya diberi arahan teknis terkait pengaturan parkir selama libur Lebaran.

Doni juga menyebutkan bahwa para pedagang dan juru parkir mendengar lokasi ABA akan diubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH).

“Tanahnya Sultan Ground, tapi dipinjamkan ke Pemda (DIY). Dijadikan RTH,” ujarnya.

Kontrak pedagang di lokasi parkir ABA diketahui berakhir pada 13 April 2025.

Namun hingga kini, belum ada kepastian tentang nasib mereka setelah masa kontrak habis.

Sementara itu, juru parkir dan petugas kebersihan toilet dikabarkan akan dipindahkan ke sejumlah titik parkir di tepi jalan umum.

Akan tetapi, belum ada kejelasan lokasi yang dimaksud. Untuk para pedagang, direncanakan relokasi sementara ke Pasar Batikan.

"Menurut saya itu bukan solusi terbaik di ABA. Pedagang di ABA ini kan di tempat di obyek wisata, kedua jualan hasil dari UMKM, kemudian untuk yang parkir juga mau dipecah-pecah untuk nanti diberikan tempat parkir, tempat juga belum tahu," lanjut Doni.

Ia juga menegaskan bahwa para pelaku usaha di ABA rutin membayar sewa kepada pemerintah daerah setiap tahun.

“Nyewa, pajaknya ada di pemda tiap tahun bayar,” kata dia.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyatakan bahwa pihaknya siap membantu meredam dampak pembongkaran terhadap para pelaku usaha dan pekerja yang terdampak.

"Ya kami sama sebetulnya kami akan membantu untuk bagaimana dampak kalau tiba waktunya nanti harus direlokasi. Maka, kami sama lah arahan pak gubernur secara makro bahwa kami harus punya empati kepada yang kena dampak," ujar Hasto.

Pemkot Yogyakarta juga masih dalam proses pemetaan jumlah pedagang hingga juru parkir di lokasi tersebut.

"Pedagang kita baru mapping, sedangkan kalau tentang tukang parkirnya itu kami baru mapping, jadi yang parkir nanti kami mapping dulu di seluruh kota ini seperti apa," katanya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/04/14/101438678/parkir-aba-akan-dibongkar-jadi-ruang-terbuka-hijau-nasib-pedagang-belum

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com