Salin Artikel

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Yogya Meningkat, Daerah Mana Jadi Primadona?

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Selama periode libur Lebaran 2025, jumlah kunjungan wisatawan ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kabupaten Sleman menjadi daerah dengan jumlah kunjungan tertinggi.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, mengungkapkan bahwa total kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di DIY dari tanggal 24 Maret hingga 7 April 2025 mencapai 1.459.542 kunjungan.

"Di tahun 2024, jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di DIY sebanyak 1.037.319 periode tanggal 6 April sampai 15 April," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/4/2025).

Imam menjelaskan, rincian kunjungan wisatawan mencakup Kota Yogyakarta dengan 493.701 kunjungan, Kabupaten Kulon Progo dengan 94.558 kunjungan, Kabupaten Bantul sebanyak 154.462 kunjungan, Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 166.730 kunjungan, dan Kabupaten Sleman yang mendominasi dengan 550.091 kunjungan.

Dia menambahkan bahwa data kunjungan tersebut kemungkinan akan bertambah, karena penghitungan dari Kota Yogyakarta belum sepenuhnya lengkap.

"Sudah melebihi target yang ditetapkan sebesar 1.050.000-1.100.000 kunjungan wisatawan ke destinasi wisata," kata Imam.

Kenaikan jumlah kunjungan ini, lanjutnya, disebabkan oleh libur Lebaran yang lebih panjang serta kebijakan Work From Anywhere (WFA) untuk pegawai kementerian dan lembaga, yang memungkinkan mereka untuk mudik lebih awal.

Beberapa lokasi favorit yang ramai dikunjungi wisatawan antara lain Malioboro di Kota Yogyakarta, Pantai Baron, Pantai Parangtritis, dan Kawasan Kaliurang.

"Wisata museum dan candi juga tidak kalah ramai dikunjungi oleh wisatawan," tambahnya.

Namun, meskipun jumlah kunjungan wisatawan meningkat, okupansi hotel di DIY selama libur Lebaran hanya mencapai 50 persen. "Berdasarkan informasi dari PHRI, sampai akhir masa liburan, okupansi hotel hanya mencapai 50 persen," ungkap Imam.

Imam menilai penurunan okupansi ini disebabkan oleh kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat yang menurun, sehingga wisatawan cenderung memilih akomodasi yang lebih terjangkau, seperti pondok wisata atau penginapan lainnya.

"Penurunan kunjungan wisatawan pada libur Lebaran ini secara otomatis berdampak pada perputaran ekonomi di masyarakat DIY," tandasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/04/10/165136578/jumlah-kunjungan-wisatawan-ke-yogya-meningkat-daerah-mana-jadi-primadona

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com