Salin Artikel

Banjir dan Tanah Longsor Terjang Kulon Progo, 19 Lokasi Terdampak, Mana Saja?

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo menerima total 24 laporan bencana, di mana 19 di antaranya merupakan tanah longsor yang terjadi di tujuh desa dalam empat kapanewon (kecamatan).

"Laporan yang masuk seperti tanah longsor, misal di Giripurwo, Girimulyo. Sedangkan yang lain ada yang mengenai rumah dan menutup akses jalan," ucap Kepala Bidang Kedaruratan (Kabid Darlog) BPBD Kulon Progo, Akhid Nur Hartono, Sabtu (29/3/2025).

Tanah longsor dilaporkan terjadi di beberapa wilayah, termasuk Hargotirto, Hargowilis, dan Kalirejo di kapanewon Kokap, serta Pendoworejo dan Jatimulyo di Girimulyo.

Selain itu, longsor juga terjadi di Sidorejo dan Ngargosari di Samigaluh.

Kejadian ini berdampak pada tertutupnya akses warga, mengancam pemukiman, dan merusak bangunan.

Laporan pohon tumbang tutup akses jalan

BPBD juga menerima dua laporan mengenai pohon tumbang yang menutup akses jalan di Kokap dan Girimulyo.

Selain itu, beberapa kawasan terendam banjir akibat luapan Sungai Serang, terutama di Giripeni dan Margosari.

"Kami masih melakukan asesmen pada lokasi-lokasi tersebut," ujar Akhid.

Hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak Jumat sore hingga melewati tengah malam, menyebabkan Sungai Serang meluap.

Akhid mengungkapkan bahwa luapan sungai menggenangi beberapa kawasan perumahan di Margosari dan Giripeni, termasuk perumahan Bumi Progo Sejahtera (BPS) di Margosari, di mana ketinggian air mencapai sekitar 2 meter.

Lebih dari 400 jiwa dari 160 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

BPBD mengerahkan banyak perahu karet untuk membantu evakuasi warga.

"Saat ini sebagian memang sudah surut, tapi ada sebagian yang terendam. Warga sudah mulai bersih-bersih untuk wilayah yang surut," kata Akhid.

Banjir akibat luapan Sungai Serang

BPBD juga menyiapkan satu unit tangki air untuk membantu membersihkan akses jalan perumahan dengan cara menyemprotkan air, serta mengirim petugas untuk memompa sisa air genangan ke sungai.

Banjir akibat luapan Sungai Serang juga mengakibatkan satu bangunan rumah hancur di BPS.

Bangunan yang tidak berpenghuni tersebut berada dekat tepi sungai, agak jauh dari kompleks perumahan.

"Kami menerima laporan rumah roboh di sisi yang lain, kami nanti akan mengecek," kata Akhid.

Seorang pekerja bernama Suranto, yang merupakan pekerja bangunan di kantor perumahan, menjelaskan bahwa bangunan yang roboh terpisah dari rumah lainnya dan rencananya akan digunakan sebagai kantor perumahan.

"Bangunan itu rencananya mau untuk kantor," ungkap Suranto saat ditemui di kantor pemasaran perumahan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/03/29/143540978/banjir-dan-tanah-longsor-terjang-kulon-progo-19-lokasi-terdampak-mana

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com