Salin Artikel

Penukaran Uang di Yogyakarta dan Cerita Warga yang Kalah War

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejak pagi, warga dari berbagai daerah terlihat mengantre untuk menukarkan uang layak edar di halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Selasa (11/3/2025).

Salah satu warga, Marno, yang berasal dari Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengaku harus rela datang sejak pagi untuk menukarkan uang.

"Dari Minggir Sleman ke sini mau tukar uang," kata Marno, Selasa (11/3/2025).

Ia menjelaskan bahwa untuk menukar uang, dirinya harus mendaftar terlebih dahulu secara daring, sebelum akhirnya datang ke lokasi penukaran.

Setibanya di lokasi, Marno harus mengambil antrean kembali dan duduk di kursi yang telah disediakan.

“Anak saya yang mendaftarkan (online) atas namanya saya. Datang kesini masih antre lagi, tadi menukar Rp 4 juta,” ujarnya.

Cerita kalah war

Marno juga menambahkan bahwa para penukar uang tidak dapat menentukan jumlah pecahan tertentu.

Menurutnya, pecahan uang yang diterima ditentukan oleh Bank Indonesia (BI).

“Enggak bisa menentukan, tadi adanya di sana berapa ya itu yang didapat,” ucapnya.

Sementara itu, Sugeng, seorang warga Kauman, mengungkapkan bahwa ia gagal saat mendaftar melalui daring.

“Server down daftar melalui aplikasi dari BI resmi. Daftar hari Minggu jam 9-11 gak masuk,” keluhnya.

Sugeng mengaku telah mencoba mendaftar sebanyak sepuluh kali.

Ia juga membandingkan pengalaman menukar uang tahun-tahun sebelumnya, di mana ia datang langsung ke bank.

“Jadi kalau war itu sulit, sinyal kalau gak bagus ya kalah war,” ungkapnya.

Sebelumnya, Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menyiapkan dua lokasi untuk penukaran uang menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2025.

Kegiatan penukaran uang ini merupakan bagian dari program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2025 dengan tema "Menjaga Rupiah di Bulan Penuh Berkah".

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim, menjelaskan bahwa secara nasional, BI mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp 180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Ramadhan dan Idul Fitri.

KPW BI DIY bekerja sama dengan sembilan bank, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, BPD DIY, BSI, Bank Muamalat, Bank CIMB Niaga, dan Bank Mandiri Taspen, akan membuka layanan penukaran terpadu di dua lokasi.

"Di Lapangan Denggung Kabupaten Sleman pada tanggal 18 Maret 2025 serta Alun-Alun Puro Pakualaman Kota Yogyakarta pada tanggal 19 dan 20 Maret 2025," ungkap Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (6/3/2025).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/03/11/112011178/penukaran-uang-di-yogyakarta-dan-cerita-warga-yang-kalah-war

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com