Salin Artikel

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Gelar Open House Perdana, Apa Saja Keluhan Warga?

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo untuk pertama kalinya menggelar open house atau open office pada Rabu (5/3/2025). Pertemuan berlangsung di Ruang Sadewa, Balai Kota Yogyakarta.

Dalam open house perdana ini, sebanyak 13 warga Kota Yogya dan sejumlah komunitas bertemu langsung dengan Wali Kota Yogyakarta beserta jajaran.

Salah satu warga yang juga selaku Ketua Perkumpulan Narasita Perempuan Indonesia, Renny Anggriana Frahesty sangat mengapresiasi open office yang diselenggarakan oleh Wali Kota Yogyakarta.

Menurutnya, open office ini merupakan pertama kalinya yang diselenggarakan oleh pemimpin Kota Yogyakarta.

“Saya sangat terkesan dengan adanya open house yang dilakukan oleh pemimpin Kota Yogyakarta yang merupakan pertama kalinya,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Renny mengutarakan usulannya terkait pemberian pendidikan khususnya pendidikan reproduksi di sekolah-sekolah.

“Karena Kota Yogyakarta masih banyak ditemui pernikahan anak, dengan membicarakan ini, beliau sangat memahami, bagaimana resiko dari peristiwa kehamilan yang tak dikehendaki. Disini resiko perceraian dini juga bisa terjadi. Saya akan ikut mengawal dan membantu sesuai kapasitas saya,” jelas Renny saat ditemui Rabu.

Pihaknya juga akan mengajak perempuan-perempuan di 14 Kecamatan dan 45 Kelurahan untuk ikut mengawal proses realisasi pendidikan reproduksi di sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta.

"Saya kira ini bagian salurannya kepada masyarakat. Dengan jadwal yang padat, Wali Kota Yogyakarta memberikan waktunya kepada masyarakat untuk mendengarkan secara langsung keluh kesahnya mereka. Saya sangat terkesan dan menurut saya, ini harus dipergunakan oleh seluruh warga Kota Yogyakarta," katanya.

Kemudian salah satu warga Kelurahan Pringgokusuman, Eva mengungkapkan kekecewaannya terkait pemutusan bantuan pangan non-tunai yang ia terima sebelumnya.

Eva menjelaskan bahwa selama ini ia menerima bantuan pangan non-tunai, namun kini bantuan tersebut tidak lagi diterima, terutama karena adanya perubahan dalam program Jaminan Pendidikan Gratis (JPG).

Wali Kota dengar suara masyarakat langsung

Sementara itu Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengaku dengan dilakukannya open house ini dirinya mendapatkan masukan dari masyarakat secara langsung.

Beberapa masukan yang diterima orang nomor satu di Kota Yogyakarta tersebut, antara lain terkait dengan rekayasa lalu lintas di kawasan Malioboro yang dirasakan kurang nyaman bagi warga khususnya di wilayah Sosrowijayan.

"Dengan open house ini, kami mendapat masukan yang sangat natural dari warga yang merasakan langsung dampaknya," ungkapnya.

Selain itu, Hasto juga menerima keluhan mengenai dampak refocusing anggaran yang menyebabkan sebagian warga kehilangan akses pada bantuan pendidikan.

Bahkan dirinya mendapatkan keluhan warga yang sebelumnya terdaftar dalam Kartu Menuju Sejahtera (KMS) kini tidak lagi mendapatkan bantuan tersebut. Hasto menyadari bahwa jika masalah ini tidak didengarkan langsung oleh warga, mungkin tidak akan diketahui secara rinci.

"Dengan Open House ini, kami bisa mendengar langsung aspirasi warga. Tujuan saya sebenarnya ingin mendengarkan masalah-masalah yang dialami oleh publik. Ini sangat penting, karena kadang-kadang masalah pribadi atau situasi tertentu tidak akan terlihat jika tidak ada komunikasi langsung," tambah Hasto.

Ia berharap, agar kegiatan Open House yang diadakan setiap hari Rabu mulai pukul 05.30 - 09.00 WIB ini bisa menjadi wadah yang efektif bagi warga untuk menyampaikan keluhan dan masukan.

Tak hanya itu, dilain sisi pemerintah juga dapat merespons dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan lebih tepat sasaran.

“Dengan mendengarkan langsung suara masyarakat, saya percaya dapat tercipta solusi yang lebih baik dan tepat guna untuk memajukan Kota Yogyakarta,” ungkapnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/03/05/155705678/wali-kota-yogyakarta-hasto-wardoyo-gelar-open-house-perdana-apa-saja

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com