Salin Artikel

MBG di Kulon Progo, Wadah Sempat Dikeluhkan Bau Amis dan Nasi Keras, Siswa: Hari Ini Lebih Baik

KULON PROGO, KOMPAS.com – Beberapa keluhan muncul di awal pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) di kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beberapa pelajar mengeluh bau amis pada wadah makanan nampan stainless steel lima sekat.

Salah satu pelajar mengaku tidak mau memakannya, meski menu terlihat menggugah selera.

]

“Kemarin bahkan tidak saya makan. (Soalnya) tempat makannya bau amis, seperti bau tempat cucian. Tidak saya coba. Waktu itu menunya tahu dan telor. Sayurnya lupa apa,” kata Raka, pelajar kelas IX sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 1 Sentolo, Rabu (15/1/2025).

Raka satu dari 381 pelajar di SMP Sentolo yang menerima layanan MBG. Pada umumnya, pelajar menyukai makanan gratis tersebut. Rata-rata anak memakannya hingga tandas.

Kendati begitu, ada saja keluhan muncul di awal pelaksanaan program makan gratis tersebut. Selain soal wadah, beberapa pelajar lain merasa nasi yang kurang pulen hingga porsi masih kurang banyak.

Raka mengungkapkan, MBG hari ini terasa lebih baik. Menu berupa nasi, tumis sawi dan potongan bakso, tempe cacah kecap dan ayam opor tanpa kuah, ditambah buah salak.

Wadah terasa bersih, makan lebih nikmat. Raka mengaku menghabiskan menu makanan hari ini.

“Hari ini agak baik, tidak seperti kemarin. Menu hari ini ayam, sayur meski agak pahit,” kata Raka seraya menambahkan kalau makanan dihabiskan semuanya.

MBG di sekolah ini berlangsung pada pukul 10.00 WIB, waktu istirahat pertama yang berlangsung hanya 15 menit saja.

Makanan tiba pukul 09.30 WIB. Ransum makanan dikemas dalam wadah stainless steel lima sekat. Satu porsi makanan terdiri nasi, sayur, dua lauk dan buah. Pelajar cukup membawa sendok, garpu serta minuman sendiri.

SMP Sentolo baru memulai makan gratis pada hari kedua pelaksanaan MBG. Hari pertama, SMP tidak kebagian makanan dengan alasan yang tidak pasti.

Para pelajar yang sudah menunggu hingga siang pulang tanpa menunggu makanan tiba.

“Kami menerima pesan via WA, katanya batal dengan alasan crowded,” kata Wakil kepala SMP Negeri 1 Sentolo, Sudaryanta.

Sudaryanta mengungkapkan, sekolah belum punya ruang transit makanan sebelum diambil pelajar ke kelas masing-masing. Sekolah berencana menata area khusus sebagai tempat transit makanan yang lebih teratur.

“Kalau sekarang masih memakai ruang laboratorium. Kami berencana menempatkan di tempat yang sudah disiapkan untuk makanan ketika datang. Hanya tinggal kasih meja,” kata wakil kepala sekolah.

Tahap awal MBG di Kulon Progo menyasar 2.268 pelajar di 41 satuan pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Semua sekolah itu ada di tiga desa pada kapanewon (kecamatan) Sentolo, yakni: Sukoreno, Demangrejo dan Sentolo.

Menyusul pelaksanaan MBG di kabupaten lain di DIY, program strategis Presiden RI Prabowo Subianto di Kulon Progo berlangsung perdana Senin (13/1/2025).

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani MBG membuka dapur operasional terpusat di kalurahan Sukoreno. Pembiayaan MBG menggunakan anggaran pemerintah pusat.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kulon Progo hanya menyediakan data sekolah beserta jumlah siswa yang jadi sasaran makan bergizi ini.

“Pembiayaan dari Badan Gizi Nasional, dilaksanakan satuan pelayanan pemenuhan gizi. Kemudian, mereka mendatangi masing-masing satuan pendidikan. Secara keseluruhan pelaksanaan MBG perdana berjalan lancar. Menu, anak suka,” kata Nur Wahyudi, kepala dinas Disdikpora pada kesempatan berbeda.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/01/15/172254678/mbg-di-kulon-progo-wadah-sempat-dikeluhkan-bau-amis-dan-nasi-keras-siswa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com