Salin Artikel

Selain Tutik, Suaminya Juga Terlibat Kecelakaan dengan Darso di Jogja

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kecelakaan yang melibatkan Darso pada 12 Juli 2024, korbannya tidak hanya Tutik Wiyanti (48), tetapi juga suaminya, Restu Yosepta Gerymona.

Kecelakaan ini disebut menjadi penyebab Darso dijemput anggota polisi untuk diperiksa sebelum akhirnya meninggal dunia.

Saat itu, Zalfa dan ayahnya ikut menemani Tutik ke rumah sakit.

Ketika Zalda sedang mengurus Jasa Raharja untuk keperluan pengobatan, Darso dan kawan-kawannya kabur.

Saat itu, ayahnya menggunakan sepeda motor langsung mengejar rombongan Darso yang mengendarai mobil Avanza. Insiden kejar-kejaran tersebut direkam oleh warga, sehingga pelat nomor kendaraan yang ditumpangi Darso dan rombongannya terlihat.

"Sempat kejar-kejaran, (rombongan Darso) ngeblong lampu merah (melanggar lampu Apill). Sampai di utara mall Galeria, itu (jarak) sudah deketan, lalu ditabrak sekalian (oleh mobil Darso)," kata dia ditemui di XT Square, Selasa (14/1/2025).

"Tabrak lari kedua di utara Hotel (dekat mall galeria) Galeria," sambungnya.

Zalfa mengatakan, akibat kecelakaan itu, ayahnya yang biasa disapa Gery mengalami patah tulang selangka, empat tulang rusuk patah, dan luka bakar akibat tertimpa knalpot motor.

"Kecelakaan kedua ini lebih parah," ungkapnya.

Namun, Zalfa tidak mengetahui pasti, siapa yang mengendarai mobil yang ditumpangi Darso tersebut.

"Laka kedua tidak mengetahui secara pasti (siapa yang menyetir), Toni atau Feri," bebernya.

Dia mengatakan, kedua kecelakaan tersebut dilaporkan ke Polresta Yogyakarta untuk kebutuhan mengeklaim Jasa Raharja.

"Jasa Raharja harus cair dulu karena dua orangtua masuk ke rumah sakit. Biaya yang diutamakan waktu itu," bebernya.

Kronologi kecelakaan

Sebelumnya, Tutik menceritakan kronlogi kecelakaan yang dialaminya pada 12 Juli 2024 pagi.

Saar dia hendak pulang ke rumah dari pasar Lempuyangan menggunakan sepeda motor, di simpang tiga, tepatnya di Jalan Mas Suharto dia ditabrak oleh mobil Avanza.

Rombongan mobil itu mengajak Tutik ke Puskesmas, tetapi ia memilih agar menghubungi anaknya, Zalfa.

"Anak saya datang ke lokasi, dan di situ ada Pak Darso. Saya meminta untuk dibawa ke Bethesda Lempuyangwangi," bebernya.

Darso dan kawan-kawan akhirnya membawa Tutik bersama anaknya, Zalfa Istafada, ke rumah sakit.

"Pak Darso membantu saya bersama anak saya masuk ke mobil. Sopirnya bergantian, ada tiga orang yang tinggi badannya," kata Tutik.

Sesampainya di Bethesda Lempuyangwangi, Tutik menjalani pemeriksaan, termasuk rontgen. Darso dan kawannya tetap menunggu selama proses tersebut.

"Hasil rontgen menunjukkan tulang leher sebelah kanan nomor 5 dan 6 bergeser. Saya merasa kesemutan di setengah badan," ungkap Tutik.

Tutik dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar untuk pemeriksaan lebih lanjut. Zalfa kemudian menghubungi ayahnya, Restu Yosepta Gerymona, untuk memberitahukan situasi.

Zalfa melanjutkan bahwa pihak rumah sakit meminta mereka mengurus Jasa Raharja karena ini kecelakaan lalu lintas.

"Pihak rumah sakit meminta identitas Pak Darso untuk mengurus klaim Jasa Raharja. Setelah mendengar itu, Darso dan kawannya terlihat ketakutan," kata Zalfa.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/01/14/212523278/selain-tutik-suaminya-juga-terlibat-kecelakaan-dengan-darso-di-jogja

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com