Salin Artikel

Bunga Bangkai Mekar di Kulon Progo, Dulunya Umbi yang Dipungut dari Tepi Sungai

KULON PROGO, KOMPAS.com – Fenomena menarik terjadi di padukuhan Serang, kalurahan Pengasih, kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di halaman rumah warga, bunga bangkai (Amorphophallus paeoniifolius) yang dikenal sebagai suweg, mekar dengan bau yang menyengat.

"Baunya tidak enak, seperti bangkai, terutama bau sangat menyengat pada malam hari. Bau itu muncul ketika bunga mekar dan berlangsung tiga hari," ujarnya pada Kamis (20/12/2024).

Suweg, yang merupakan bagian dari keluarga bunga bangkai, dikenal sebagai umbi-umbian yang memiliki kandungan serat pangan, karbohidrat, dan protein yang cukup tinggi.

Fitriani menceritakan bahwa orangtuanya, Rubiyo, dahulu pernah membawa pulang bonggol umbi dari pinggir kebun dekat sungai dengan rencana untuk dimasak dan disantap.

Setelah kepergian Rubiyo, bunga pertama mulai tumbuh di halaman sempit antara rumah Fitriani dan tetangganya.

Di area tersebut terdapat berbagai fasilitas seperti kamar mandi, tempat menjemur pakaian, dan sumur.

"Satu bunga mekar di ujung pintu belakang rumah saya, tidak jauh dari belakang sumur. Ukurannya sekitar 40 cm, tetapi tidak lama kemudian layu," jelas Fitriani.

Setahun kemudian, bunga kembali mekar, kali ini hingga empat kelopak.

Bunga tersebut disertai dengan beberapa batang hijau yang mirip dengan tumbuhan Porang.

"Kalau dulu satu, sekarang empat bunga. Satu dari empat itu sudah layu, sisa tiga. Tapi, yang dua belum mekar. Ukurannya lebih besar dari yang dulu, sekarang 60 cm," tambahnya.

Fitriani dan suaminya memilih untuk membiarkan bunga tumbuh subur sebagai kenangan terhadap orangtua mereka.

"Tetap dipertahankan. Pesan orangtua, ini tidak boleh dicabut," kata Fitriani.

Bunga dan pohon tersebut tumbuh liar tanpa perlakuan khusus, baik merabuk maupun menyiram.

Fitriani juga mengaku belum pernah melakukan apapun terhadap umbi tersebut, apalagi mengonsumsinya, sesuai dengan rencana orangtuanya di masa lalu.

Fenomena mekar bunga bangkai ini menarik perhatian warga, terutama anak-anak.

Meskipun beberapa warga menyebutnya sebagai bunga langka, Fitriani menjelaskan bahwa tumbuhan ini sebenarnya banyak ditemui di pinggir kebun dekat sungai.

"Tumbuhan biasa namun fenomenal bagi warga," tutupnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/12/19/174234178/bunga-bangkai-mekar-di-kulon-progo-dulunya-umbi-yang-dipungut-dari-tepi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com