Salin Artikel

Libur Nataru, Destinasi Wisata DIY Diprediksi Dikunjungi 3 Juta Orang

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi sekitar 3 juta wisatawan akan mengunjungi destinasi wisata di wilayah tersebut pada tahun 2024.

Plt Kepala Dispar DIY, Aria Nugrahadi mengungkapkan bahwa dari total 9 juta orang yang diperkirakan melintasi DIY, sebanyak 3.371.901 di antaranya akan mengunjungi tempat wisata.

Dari jumlah tersebut, kata Aria, diperkirakan ada 1.164.440 wisatawan yang akan menginap di DIY.

Aria juga menjelaskan bahwa tren kunjungan wisatawan pada 2024 masih didominasi oleh sektor wisata alam.

Minat kunjungan ke lokasi-lokasi wisata alam semakin meningkat, terutama pasca pandemi Covid-19.

"Tren itu masih berlangsung hingga saat ini. Oleh karena itu, memang diperlukan upaya-upaya untuk melakukan mitigasi terhadap tren yang ada dan tentu saja agar tren itu nantinya bisa menjadi tren yang secara umum berkelanjutan," kata dia.

Untuk memfasilitasi wisatawan, Pemerintah DIY akan menyediakan layanan CCTV real time di akomodasi atau hotel-hotel.

"Kita coba lakukan terobosan inovasi yang ingin kita lakukan adalah melalui CCTV real time, yang ada pada layanan Jogja Istimewa Televisi itu akan kita coba nanti koordinasikan dengan yang ada di akomodasi, di lobi hotel," jelas Aria.

Ia menambahkan, dengan akses informasi tersebut, wisatawan dapat mengetahui kondisi cuaca dan kepadatan di destinasi wisata secara real time.

Sebelumnya, pembukaan fungsional ruas Jalan Tol Yogyakarta - Solo di Klaten-Prambanan pada 20 Desember 2024 diprediksi akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke DIY.

Wakapolda DIY, Brigjen Pol Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, menyatakan bahwa pembukaan jalan tol tersebut menjadi perhatian khusus bagi Polda DIY.

"Pembukaan ruas jalan tol dari Ngawen keluar di Prambanan tentu akan menambah arus khususnya kendaraan roda 4 yang datang ke Yogyakarta," katanya di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, pada Senin (16/12/2024).

Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa estimasi penghitungan menunjukkan pembukaan ruas jalan tol ini akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke Yogyakarta sebesar 6 persen.

"Dari situlah keluar angka 6 persen peningkatan yang tahun lalu sekitar 8,9 juta mobil yang akan masuk ke Jogja. Nah, tahun ini diperkirakan naik 6 persen, jadi sekitar 9,4 juta," tuturnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/12/17/050000478/libur-nataru-destinasi-wisata-diy-diprediksi-dikunjungi-3-juta-orang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com