Salin Artikel

Wisata Embung Jetis Suruh di Yogyakarta, Bisa Melihat Gunung Merapi

KOMPAS.com - Embung Jetis Suruh terletak di Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Embung Jetis Suruh merupakan wisata alam dengan fasilitas wisata lengkap dan latar belakang Gunung Merapi.

Tempat wisata ini dapat menjadi alternatif untuk mengisi liburan bersama keluarga maupun teman di alam terbuka.

Embung Jetis Suruh

Daya Tarik Embung Jetis Suruh

Embung Jetis Suruh dikelilingi tanaman hijau dengan latar belakang Gunung Merapi, yang akan terlihat terutama saat cuaca cerah.

Pemandangan alam tersebut mampu mengusir kepenatan keseharian di tengah udara yang tidak terlalu panas.

Pengunjung dapat menikmati embung sambil duduk-duduk di gazebo.

Gazebo terletak di depan pintu masuk embung, di bawah pohon talok dan di atas rerumputan hijau.

Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati sensasi derasnya air mengalir dari pintu air menuju sungai di bawahnya.

Bagi Anda yang senang camping, tersedia area camping yang cukup luas terdapat di area kiri embung.

Pada di sisi kanan terdapat instalasi seni yang berbentuk rumah, taman, dan aliran sungai.

Pengunjung juga akan mendapati taman bunga dan miniatur kapal berkepala naga.

Pengelola membuat pavingblok di sekeliling embung, yang dapat digunakan untuk jogging.

Jika Anda merasa lapar dan haus tidak perlu khawatir, tersedia pendopo megah yang berfungsi sebagai foodcourt dengan daya tampung sekitar 75 orang.

  • Awal Pembangunan Embung Jetis Suruh

Embung Jetis Suruh awalnya dibangun sebagai irigasi perkebunan dan sawah. Untuk itu, bangunan embung ini berada di titik paling tinggi di Desa Donorejo.

Pembangunan Embung Jetis Suruh dilakukan pada tahun 2014 oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan ESDM DIY. Volume daya tampung air embung mencapai 24 ribu m3.

Air yang tertampung berasal dari mata air gumuk Sicino, yang merembes melalui Sungai Gayam.

Melihat perkembangan pariwisata yang makin meningkat di Sleman.

Pada tahun 2018 pengelolaan embung difokuskan dalam bidang pariwisata dan pengelolaannya diserahkan oleh BUMDes Sri Taman Rejeki Desa Donoharjo.

Rute Embung Jetis Suruh

Jarak tempuh Tugu Jogja menuju Embung Jetis Suruh sekitar 14,7 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 28 menit.

Perjalanan dapat melalui Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Magelang, Jalan Pandowoharjo, dan
Jalan Balong-Degolan.

Sumber:

mediacenter.slemankab.go.id

www.google.com/maps

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/12/13/223151078/wisata-embung-jetis-suruh-di-yogyakarta-bisa-melihat-gunung-merapi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com