Salin Artikel

Video Hina Pedagang Es Teh Viral, Miftah: Terima Kasih Netizen, Saya Instrospeksi...

Peristiwa itu terjadi saat Miftah mengisi pengajian di Lapangan Drh. Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sikap Miftah menuai kritikan dari netizen.

Merespons badai kritikan itu, Rabu (4/11/2024), Miftah datang ke tempat tinggal Sunhaji di Magelang untuk meminta maaf secara langsung.

Pada hari yang sama Sunhaji juga datang ke Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah untuk bersilaturahmi.

"Saya juga berterima kasih kepada netizen, gara-gara komentar netizen menjadi viral, hikmahnya bagi saya, saya bisa lebih banyak mawas diri, introspeksi dan banyak belajar," ujar Miftah usai bertemu dengan Sunhaji di Ponpes Ora Aji, Kalasan, Kabupaten Sleman, Rabu (4/12/2024).

Di sisi lain, hikmah dari kejadian in, lanjut Miftah, Sunhaji mendapatkan keberkahan dan diangkat derajatnya. Sehingga ada hikmah bagi dirinya dan Sunhaji dari peristiwa ini.

Terkait dengan kedatangan Sunhaji ke Ponpes Ora Aji, Miftah menuturkan menjadi hal biasa di dunia pesantren saling bergantian mengunjungi.

Sunhaji juga merupakan jemaah yang sudah beberapa kali mengikuti pengajian di Ponpes Ora Aji.

"Jadi Beliau (Sunhaji) itu tadi karena saya sowan ke sana (datang ke tempat tinggal Sunhaji), terus gantian Beliau hadir di sini, kan biasa Kita di dunia pesantren. Apalagi Beliau (Sunhaji) sebagai jemaah yang sering ke sini (ikut pengajian di Ponpes Ora Aji)," ujarnya.

Miftah mengungkapkan telah berkomunikasi dengan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya. Di dalam komunikasi itu, Miftah mengakui telah melakukan kesalahan.

"Saya sudah komunikasi dengan Seskab bahwa Saya memang salah dan Saya harus mengakui salah dan Saya minta maaf," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Sunhaji penjual es teh warga Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Rabu (4/12/2024) siang berkunjung ke kediaman Miftah Maulana Habiburrahman di Pondok Pesantren Ora Aji, Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman.

Tampak Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Miftah menyambut Sunhaji dan rombongan.

Saat bertemu, Miftah dan Sunhaji langsung saling berpelukan. "Mau diparani, sekarang gantian moro (tadi saya berkunjung sekarang gantian berkunjung)," ujar Miftah saat bertemu dengan Sunhaji di Ponpes Ora Aji, Rabu (4/12/2024).

Setelah itu Miftah bertanya kepada Sunhaji sudah berapa kali ikut pengajian di Ponpes Ora Aji.

Sunhaji kemudian menjawab sudah ikut pengajian sebanyak dua kali.

"Beliau ini jemaah pengajian malam Ahad Paing, sudah dua kali ke sini (ikut pengajian)," ucapnya. Usai berbincang di halaman, Miftah mempersilahkan Sunhaji dan rombongan untuk masuk ke ruang tamu.

Miftah dan Sunhaji tampak duduk berdampingan. Perbincangan keduanya dan rombongan pun berlangsung dengan santai dan penuh canda tawa.

Miftah melontarkan kata bernada hinaan kepada Sunhaji saat mengisi ceramah di Magelang. Sunhaji saat itu sedang berdagang es teh dan minuman. Rekaman video acara tersebut viral dan membuat netizen bereaksi. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/12/04/230503178/video-hina-pedagang-es-teh-viral-miftah-terima-kasih-netizen-saya

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com