Salin Artikel

Cerita Kampus di Yogyakarta Tangani Mahasiswa Terjerumus Judi "Online"

Banyaknya mahasiswa yang terjerat judi online ini diamini oleh dua perguruan tinggi milik Muhammadiyah.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gatot Sugiharto mengatakan, mahasiswa di kampusnya ada yang terjerat judi online. 

Bahkan lanjut Gatot ada satu orang mahasiswa yang kecanduan judi online dan harus berakhir dengan drop out.

“Pernah ada satu dan langsung ketemu dengan saya. Saya harus lakukan tindakan langsung, karena langsung ke saya (mengadu),” ujarnya saat ditemui di kompleks Kepatihan Kota Yogyakarta, Jumat (22/11/2024).

Dia mengatakan, UAD memberikan layanan konsultasi yang dapat diakses oleh mahasiswa. Layanan konsultasi ini melayani berbagai macam keluhan mahasiswa termasuk di dalamnya adalah judi online.

“Tapi mahasiswa yang terjerat judi online ini malu mengakses ke sana (layanan konsultasi),” imbuh dia.

Lanjut Gatot dalam menangani mahasiswa yang terjerat judi online dirinya menggunakan pendekatan personal. Sebagai contoh ia mengajak ngobrol mahasiswa tersebut di tempat-tempat nongkrong, seperti di warung kopi.

Satu mahasiswa yang berkonsultasi dengannya langsung itu terjerumus di judi online karena ikut-ikutan teman.

“Terbawa teman, sekarang judi online mulai dari Rp 10.000 ada. Dia coba-coba awalnya Rp 10.000, jadi Rp 20.000, setelah sampai Rp 10 juta semua habis,” ungkapnya.

Gatot mengungkapkan mahasiswa ini akhirnya harus keluar dari kampus.

“Kemarin yang kita tangani ini dia memilih keluar tidak melanjutkan, sehingga kita lost contact. Problemnya tidak hanya dengan kampus tetapi juga orangtuanya,” kata dia.

“Orangtuanya sudah bilang sudah pulang saja daripada kuliah habiskan, motor dijual, laptop dijual,” imbuhnya.

Dia menambahkan untuk antisipasi mahasiswa terjerat judi online UAD memberikan edukasi berupa literasi keuangan.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Sukamta mengatakan untuk mencegah mahasiswa terjerumus judi online diperlukan langkah khusus.

Salah satunya adalah memperbaiki mental mahasiswa baru. Karena, selama ini menurut dia mahasiswa baru dari generasi z memiliki mental instan.

“Mental cepat kaya tanpa usaha yang terukur. Ini mental-mental instan seperti ini kan memang harus kita edukasi,” kata dia.

Sukamta mengatakan, untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa sekarang ini perlu perlakuan khusus. Karena menurut dia mental generasi z yang tidak sekuat generasi sebelumnya.

“Seperti ponsek sekarang itu bisanya diusap, ponsel sekarang kan tidak ada yang dipencet. Seperti generasi Z harus diusap, diajak ngobrol, diskusi, dirangkul dengan kenyamanan dan keterbukaan hati,” ucap dia.

Oleh sebab itu lanjut dia, UMY memberikan layanan konseling khusus hingga malam hari untuk menampung mahasiswa yang memiliki masalah salah satunya adalah judi online.

“Kita tidak lari dari problem, itu fakta (mahasiswa terjerat judi online), makanya kami fasilitasi silakan datang kami jamin privasimu, sampai malam pukul 21.00,” ucap dia.

Sementara itu dikutip dari Kompas.tv Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menyebut, ada 960.000 pelajar dan mahasiswa terlibat dalam kegiatan judi online.

Satryo juga mengatakan, sebagian besar dari angka tersebut adalah mahasiswa yang tersebar di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.

Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, pihak Kemendiktisaintek segera menyiapkan layanan khusus pengaduan judi online di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia.

"Terkait dengan judi online, maka kelompok mahasiswa yang terlibat sampai saat ini berjumlah total 960.000 (orang)," kata Mendiktisaintek Satryo, Kamis (21/11/2024) dikutip dari Antara.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/11/22/141657278/cerita-kampus-di-yogyakarta-tangani-mahasiswa-terjerumus-judi-online

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com