Salin Artikel

Curug Sidoharjo, Pesona Air Terjun Tertinggi di Yogyakarta

KOMPAS.com - Kabupaten Kulon Progo memang menyiman banyak wisata alam yang penuh pesona, salah satunya Air Terjun Sidoharjo.

Oleh masyarakat setempat, Air Terjun Sidoharjo juga dikenal dengan nama Curug Sidoharjo atau Air Terjun Perawan.

Sebutan Air Terjun Perawan muncul karena kondisi tempat wisata ini memang masih sangat asri seperti belum terjamah.

Benar saja, meski pemandangan air terjun ini sangat indah namun ternyata belum banyak wisatawan yang mengetahui keberadaannya.

Air Terjun Tertinggi di Yogyakarta

Air Terjun Sidoharjo disebut-sebut sebagai air terjun tertinggi yang ada di Provinsi DI Yogyakarta.

Adapun ketinggian Air Terjun Sidoharjo mencapai 75 meter dengan kemiringan 90 derajat.

Aliran air yang turun dari atas tebing membentur batuan sehingga menciptakan suasana sejuk karena terkena tampiasnya.

Pemandangan di sekelilingnya tidak kalah indah karena dihiasi dengan tebing dan hutan yang masih hijau.

Di bawah air terjun juga terdapat kolam kecil yang terbentuk secara alami dan bisa digunakan untuk bermain air di tepinya.

Selain bermain air, wisatawan juga bisa berfoto dengan latar belakang air terjun yang cantik.

Walau begitu wisatawan terutama anak-anak diharap berhati-hati ketika bermain air atau ketika berfoto di bebatuan yang ada di sekitarnya.

Beberapa wisatawan yang datang ada yang memilih untuk duduk santai sambil menikmati suasana atau menikmati bekal yang dibawa dari rumah.

Suasana dan pemandangan di Air Terjun Sidoharjo memang cocok untuk wisatawan yang hendak bersantai dan mencari ketenangan.

Adapun waktu terbaik untuk mengunjungi Air Terjun Sidoharjo adalah pada musim hujan, yaitu sekitar bulan Desember - Januari di mana debit airnya lebih deras.

Sementara ketika musim kemarau, debit airnya menjadi sangat kecil meski pemandangannya akan tetap terlihat indah.

Lokasi Air Terjun Sidoharjo

Air Terjun Sidoharjo berjarak 30 km di sebelah barat Kota Yogyakarta, atau ditempuh dalam waktu sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota.

Lokasi tepatnya berada di Dusun Gorolangu, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Bagi wisatawan yang ingin menuju ke lokasi ini dapat mengambil rute melewati Jalan Godean menuju ke arah Samigaluh.

Tempatnya memang sedikit tersembunyi di tengah kawasan Perbukitan Menoreh dengan akses masuk atau lokasi parkir terletak di Dusun Madigondo.

Hanya berjalan sebentar kurang lebih 300 meter atau sekitar 10 menit dari tempat parkir kendaraan, wisatawan akan disambut dengan pemandangan Air Terjun Sidoharjo yang menawan.

Harga Tiket dan Jam Buka Air Terjun Sidoharjo

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, kegiatan wisata di Air Terjun Sidoharjo dibuka mulai pukul 09.00 -17.00 WIB.

Bagi wisatawan yang membawa kendaraan akan dikenakan tarif parkir yaitu Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

Sementara harga tiket masuk ke kawasan Air Terjun Sidoharjo dibanderol dengan harga Rp 3.000 saja per orang.

Sumber:
dinpar.kulonprogokab.go.id  
visitingjogja.jogjaprov.go.id  
jogja.tribunnews.com 
travel.tribunnews.com 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/11/19/211309378/curug-sidoharjo-pesona-air-terjun-tertinggi-di-yogyakarta

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com