YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mbah Sarno (84) tampak semringah menyambut puluhan tamu yang datang ke rumahnya di Padukuhan Susukan II, Kalurahan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Pada Senin, ia secara resmi tidak lagi menempati rumah bekas kandang ayam dan juga menerima hak pensiun.
Penantian puluhan tahun atas jasanya sebagai veteran Dwikora akhirnya diakui pemerintah.
Rumah baru yang dibangun tak jauh dari rumah lamanya diserahkan langsung oleh Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Deddy Suryadi.
Rumah tersebut berbentuk kampung dengan ukuran tipe 38, dilengkapi perabotan lengkap, cat warna krem, dan atap warna hijau.
"Saya gembira, senang sekali dapat rumah yang megah dan mewah. Saya berterima kasih kepada Pangdam, ya. Saya dibantu tunjangan veteran dan pensiun," kata Sarno saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (4/11/2024).
Mbah Sarno sudah dapat mengambil hak pensiun ke PT Taspen setelah menerima SK Veteran.
Dalam Piagam Tanda Kehormatan, Menteri Pertahanan RI menganugerahkan Tanda Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan RI (Dwikora).
Piagam tersebut memuat informasi sebagai berikut Nomor Pendaftaran Veteran: IV/16/01/VII/2024. Nomor Pokok Veteran (NPV): 11.084.781/-Golongan B Masa Bhakti: 2 Tahun 0 Bulan.
Piagam itu ditandatangani oleh Direktur Veteran Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Imanuel Pasaribu.
"Terima kasih, Pak Pangdam," ucapnya sambil mengungkapkan rasa syukurnya.
Selain Mbah Sarno, puluhan warga sekitar juga mendapatkan sembako.
Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Deddy Suryadi menjelaskan bahwa ia menerima permintaan Mbah Sarno saat berkunjung ke Susukan II dua bulan lalu. Saat itu, Mbah Sarno meminta bantuan untuk perbaikan rumah dan pensiun.
"Saya melihat kondisi rumah Mbah Sarno saat itu memang kurang layak. Bahkan, seolah kandang ayam. Pihak kami langsung menindaklanjuti dengan menggandeng pihak swasta. Pembangunan ini terwujud berkat kolaborasi TNI-Polri hingga masyarakat," jelas Pangdam.
"Untuk administrasi pensiunan sudah kita proses dan sudah selesai. Bulan depan, Mbah Sarno sudah dapat mengambilnya, dan harapannya bisa cukup untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Mayjen TNI Deddy juga meminta agar Mbah Sarno melaporkan jika ada kendala dalam pengambilan pensiun.
"Bulan depan, Mbah Sarno sudah dapat mengambil uang pensiunan. Jika ada kendala, sampaikan saja ke Dandim atau Danramil. Soalnya, administrasi itu kadang dapat tersendat," ungkapnya.
Mbah Sarno memiliki surat tanda penghargaan 'Satya Lenjana Wira Dharma' yang ditandatangani Menteri Koordinator Keamanan dan Pertahanan A.H. Nasution pada 26 Maret 1966.
Sarno menceritakan perjalanan hidupnya sebagai anggota militer sukarela sejak tahun 1960 hingga 1969.
Ia terlibat dalam berbagai operasi, antara lain:
"Sampai tahun 1969, saya tidak masuk TNI. Saya masuk wajib militer darurat. Saat itu, lima tahun selesai, aturannya begitu. Saya sudah sembilan tahun, saya dapat bintang sewindu juga," tuturnya.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/11/05/101952878/sarno-veteran-trikora-yang-tinggal-di-bekas-kandang-ayam-gunungkidul