Salin Artikel

Kasus Pegawai Bank di Gunungkidul, Pemeriksaan 50 Warga, dan Total Kerugian Rp 3,4 Miliar

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jajaran kepolisian setempat masih melakukan pemeriksaan terhadap warga yang diduga namanya dicatut oleh pegawai bank di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Hingga saat ini, total 50 warga telah diperiksa, dan pemeriksaan akan dilanjutkan sesuai dengan situasi yang ada.

"Kemarin total ada 50 warga yang diperiksa, untuk hari ini melihat situasi," kata Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Ahmad Mirza saat dihubungi melalui telepon, Kamis (31/10/2024).

Mirza menjelaskan bahwa pihaknya belum memeriksa terlapor yang diduga mencatut nama 80 nasabah.

"Belum diperiksa," ujarnya.

Salah seorang warga, yang hanya dikenal sebagai L, mengaku bahwa KTP-nya dipinjam oleh tetangganya dengan janji akan diberikan uang Rp 2 juta sekitar November 2023.

L kemudian diajak ke sebuah bank di Kapanewon Patuk untuk pencairan pinjaman yang tidak dijelaskan secara detail.

Sebelum berangkat, L sudah diberikan 'jawaban' oleh tetangganya mengenai kemungkinan pertanyaan yang akan diajukan oleh petugas bank.

Kerugian mencapai Rp 3,4 miliar

Setelah proses tersebut, L mengetahui bahwa pencairan yang dilakukan mencapai sekitar Rp 50 juta.

"Dipinjam KTP dapat kembalian uang Rp 2 juta," kata L saat ditemui wartawan di Magirejo.

Sebelumnya, Polres Gunungkidul menerima laporan mengenai dugaan penggunaan nama warga untuk meminjam di sebuah bank.

Sekitar 80 nama warga Kapanewon Patuk diduga digunakan untuk meminjam dengan total kerugian mencapai Rp 3,4 miliar.

"Tanggal 23 Oktober 2024, kami Polres Gunungkidul menerima laporan dari pimpinan cabang sebuah bank tentang adanya penyalahgunaan yang dilakukan salah satu karyawan," kata Kapolres Gunungkidul AKBP Ary Murtini saat ditemui di Polres Gunungkidul pada Rabu (30/10/2024).

Kapolres menambahkan bahwa pihaknya belum dapat menyampaikan dugaan pelanggaran dalam kasus ini.

Namun, laporan yang diterima menunjukkan bahwa kerugian akibat peristiwa ini mencapai Rp 3,4 miliar.

Hingga kini, penyidikan masih berlangsung, dan pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

"Laporan puluhan masyarakat ini seolah meminjam, tetapi ternyata mereka tidak meminjam sama sekali," tegasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/10/31/135847278/kasus-pegawai-bank-di-gunungkidul-pemeriksaan-50-warga-dan-total-kerugian

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com