Salin Artikel

Kasus 6 Tahanan Polres Tegal Kabur, 3 Ditangkap dan Propam Polda Jateng Turun Tangan

KOMPAS.com - Sebanyak enam tahanan dari Rumah Tahanan (Rutan) Brata Wirya di Markas Kepolisian Resor (Polres) Tegal kabur pada Jumat (25/10/2024) dini hari. 

Setelah diburu, akhirnya tiga di antaranya berhasil diringkus kembali oleh pihak kepolisian pada Sabtu (26/10/2024). Lalu tiga tahanan lainnya masih dalam pengejaran intensif.

Para tahanan yang berhasil ditangkap itu adalah Tri Budoyo Bin Trimo, Abdul Jalil bin Dasuki, dan Nabhan Zaidan Rofiq bin Rofiq. Ketiganya diketahui merupakan tahanan yang tersangkut kasus narkoba.

Kapolres Tegal, AKBP Andi M. Indra Waspada Amirullah, dalam keterangannya kepada media, menyatakan bahwa pihak kepolisian berkomitmen penuh untuk segera menangkap sisa tahanan yang masih buron. 

"Kami berkomitmen untuk terus mengupayakan yang terbaik dalam menjaga keamanan wilayah dan segera menangkap para tahanan yang tersisa," ujar Andi, dilansir dari Tribunnews.com. 

Dia juga meminta dukungan masyarakat agar membantu memberikan informasi terkait keberadaan tiga tahanan yang masih melarikan diri. 

"Dukungan dan kepercayaan masyarakat dalam memberikan informasi juga menjadi kunci dalam keberhasilan penangkapan ini," lanjut Andi.

Bobol lantai sel

Peristiwa kaburnya para tahanan ini terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Berdasarkan informasi yang diperoleh, para tahanan kabur dengan cara menggali lubang di lantai dekat kamar mandi dalam sel. 

Kapolres Tegal mengungkapkan, metode pelarian ini tergolong berani dan mengingatkan pada adegan di film.

"Mereka kabur dengan cara menggali atau membuat lubang di lantai dekat kamar mandi dalam sel," jelas Andi. 

Pelarian ini baru disadari ketika salah satu tahanan yang hampir berhasil keluar tertangkap basah oleh petugas yang berjaga. 

Meski para petugas mencoba mengejar, enam tahanan tersebut sudah berhasil mencapai tembok yang bersebelahan dengan Rutan Polres Tegal dan melarikan diri.

Tahanan yang masih dalam pengejaran adalah Rahmat Nugroho Alias Gondrong bin Sutarman, Sekhu Udiarto bin Wamin, dan Wawan S alias Unyil bin Suharyanto. Kapolres Tegal berharap agar mereka segera menyerahkan diri.

“Kami berharap tiga tahanan yang masih melarikan diri agar segera menyerahkan diri," tegas Andi.

Setelah dilakukan pemeriksaan intensif dan olah tempat kejadian perkara, polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, di antaranya kayu yang dililit kain yang diduga digunakan untuk menggali lantai, serta satu buah botol. 

"Saat ini barang bukti yang kami sita adalah kayu yang tidak terlalu panjang dibalut kain dan satu buah botol," terang Andi.

Andi juga menjelaskan bahwa saat terakhir melakukan pengecekan rutin dua hari sebelumnya, kondisi lantai sel masih tampak baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya kerusakan atau penggalian. 

“Posisi lantai ada keramik, kondisinya masih bagus dan rapi,” ungkapnya.

Propam Polda Jateng turun tangan

Tak hanya itu, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah telah menurunkan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) untuk memeriksa petugas jaga pada saat kejadian berlangsung. 

Kombes Pol Artanto, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah, menyatakan bahwa petugas jaga yang lalai akan menjalani sidang disiplin.

"Iya, kami mengevaluasi kinerja dari anggota yang bertugas jaga tahanan dan dilakukan pemeriksaan oleh propam," ujar Kombes Artanto. Ia juga menambahkan, sanksi bagi petugas yang dianggap lalai bisa berupa penempatan khusus atau penundaan kenaikan pangkat.

Selain menginvestigasi kejadian ini, Polda Jawa Tengah juga mengimbau kepada seluruh petugas jaga tahanan di polres lain untuk tetap mematuhi standar operasional prosedur (SOP) guna mencegah terulangnya kejadian serupa. 

"Kami pasti akan melakukan evaluasi terhadap rutan di Polres Tegal dan rutan-rutan di jajaran Polres lainnya," pungkasnya.

(Penulis: Tresno Setiadi | Editor: Farid Assifa)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: 3 Tahanan yang Kabur dari Polres Tegal Berhasil Ditangkap, 3 Lagi Masih Buron

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/10/28/161528578/kasus-6-tahanan-polres-tegal-kabur-3-ditangkap-dan-propam-polda-jateng

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com