Salin Artikel

Analisis Pakar UGM soal Gua Baru di JJLS Gunungkidul

Menurutnya, selain stalaktit dan stalagmit di gua tersebut masih aktif, ornamen yang ada di dalam gua tersebut terbilang masih lengkap.

Masih aktifnya stalaktit dan stalagmit tersebut terlihat dari warna dan masih adanya air yang menetes yang menandakan pembentukan stalaktit dan stalagmit masih aktif.

"Saya melihat dari video guanya kan stalaktit dan stalagmitnya masih aktif, masih putih," ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (17/10/2024)

"Katanya yang kemarin diwawancarai kan (air) masih netes-netes berartikan pembentukan masih aktif," kata dia.

Fokus penelitian gua 

Dirinya bersama tim berencana akan ke lokasi gua untuk melakukan penelitian.

"Rencana saya mau ke sana, setelah nanti dari Buton (Sulawesi Tenggara)," kata dia.

Fokus penelitian yang dilakukan yakni akan melakukan pemetaan guna mengetahui apakah gua tersebut terhubung dengan gua lain atau hanya chamber yang besar.

"Pertama untuk mengetahui sistemnya, terus memetakan, kemudian mengukur mikroklikatnya, temperatur, CO2. Nanti kalau digunakan untuk wisata, daya dukungnya seperti apa," paparnya.

Terkait dengan penutupan gua, menurutnya merupakan langkah yang tepat.

Hal itu diperlukan untuk melindungi ornamen yang ada di dalam gua tersebut. 

"Pertama biasanya orang kan melihat batu gemerlap itu kan dikira batu mulia, padahal itu bukan termasuk batu mulia. Material stalaktit dan stalagmit itu kan juga gampang pecah, gampang digores. Jadi tidak perlu diambil, baiknya cuman dilihat," ucapnya. 

Diberitakan sebelumnya, unggahan video yang menunjukkan penemuan gua yang menakjubkan saat pembangunan jalur jalan lintas selatan (JJLS) di Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, DIY ramai di media sosial.

Video berdurasi sekitar 10 detik tersebut memperlihatkan struktur gua yang indah dengan stalaktit dan stalagmit yang masih terlihat alami.  

Terkait temuan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan berkoordinasi dengan ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait penemuan gua di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Saptosari.  

"Kita sudah koordinasi dengan Prof Eko (Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM Eko Haryono), harapannya ada kajian memberi jawaban tindak lanjut atas temuan gua tersebut," kata Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono. 

Dikatakan Harry, sementara kawasan gua yang memiliki keindahan ini ditutup setelah berkoordinasi dengan pelaksana jalan, dan arahan dari pihak terkait.

Hal ini untuk mengurangi risiko, dan menunggu kajian kelayakan untuk dikunjungi atau tidaknya.

"Belum ada kepastian risiko terhadap masyarakat yang akan berkunjung ke situ, dan juga resiko kepada alam itu karena potensi terjadi kerusakan terhadap fenomena geologi itu yaitu terjadi vandalisme terhadap gua," kata Harry. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/10/17/213452278/analisis-pakar-ugm-soal-gua-baru-di-jjls-gunungkidul

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com