Humas Polsek Patuk, Aipda Purwanto, menjelaskan bahwa Wagiyo ditemukan meninggal dunia sekitar pukul 16.30 WIB.
Peristiwa ini bermula ketika Wagiyo membakar daun kering untuk membuat pupuk alami di kebunnya sejak pagi, sekitar pukul 10.00 WIB.
"Warga kemudian melihat kobaran api yang tidak wajar di lokasi Wagiyo membakar sampah," kata Purwanto saat dihubungi wartawan melalui telepon pada hari yang sama.
Setelah melihat api yang berkobar, warga segera bergotong royong memadamkan api agar tidak menjalar ke pemukiman.
Proses evakuasi tubuh korban
Mereka juga bersama pamong dan dukuh setempat mencari keberadaan Wagiyo.
"Sekitar pukul 16.00 WIB, salah satu saksi melihat seorang yang tertelungkup di ladang," ucapnya.
Purwanto menambahkan bahwa warga kemudian mengidentifikasi tubuh yang sudah terbakar itu sebagai Wagiyo dan melaporkannya kepada pihak kepolisian.
Polisi yang tiba bersama petugas medis langsung mengevakuasi tubuh korban.
"Dari hasil pemeriksaan dokter dari Puskesmas Patuk 1 dan Inafis Polres Gunungkidul, korban meninggal murni karena luka bakar 90 persen yang dideritanya," kata dia.
Menurut para saksi, korban meninggal dunia akibat terkepung oleh api dan serta asap yang tebal. Sebab, pada waktu yang bersamaan menurut para warga, angin berembus cukup kencang.
"Dengan tempat kejadian atau medan yang berbentuk terasering mengakibatkan korban terbatas dalam menjauhi kobaran api maupun asap," kata Purwanto.
Setelah pemeriksaan jenasah korban langsung diserahkan ke keluarga dan dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/10/07/195137478/bakar-daun-kering-lansia-di-gunungkidul-ditemukan-tewas-terbakar-di-kebun