Salin Artikel

Hadapi Musim Hujan, BPBD DIY Akan Simulasi EWS Banjir

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto, menyampaikan bahwa simulasi akan dilakukan di lima lokasi.

Di antaranya, Sungai Buntung di Karangwaru Lor, Sungai Winongo di Ketanggungan, Sungai Code di Ledok Macanan, Sungai Manunggal di Klitren Lor, dan Sungai Gajahwong di Tegalgendu.

"Rencananya simulasi ini akan digelar pada Selasa, 8 Oktober 2024 mendatang, mulai pukul 09.30 WIB sampai 12.00 WIB," ungkapnya dalam keterangannya pada Sabtu (5/10/2024).

Darmanto menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memastikan EWS berfungsi dengan baik.

"Ini untuk memastikan semua EWS yang terpasang di bantaran sungai berfungsi dengan baik," jelasnya.

Hingga saat ini, BPBD Kota Yogyakarta telah memasang EWS di 20 titik sungai yang tersebar di wilayah tersebut.

Dari total tersebut, terdapat 17 EWS manual dan 3 EWS otomatis.

"17 EWS manual ini tersebar di tiga sungai besar di Kota Yogyakarta, yakni Sungai Code, Gajah Wong, dan Winongo. Sementara yang otomatis ada di Sungai Belik, Sungai Buntung, dan Sungai Manunggal," tambahnya.

"Memang sengaja dipasangkan di sungai-sungai kecil karena sering terjadi genangan. Hujan sebentar saja, air sudah masuk ke rumah warga," imbuhnya.

Perbedaan antara EWS otomatis dan manual terletak pada cara kerjanya. EWS otomatis akan berbunyi ketika ketinggian air sungai mencapai indikator tertentu.

"EWS ini otomatis akan berbunyi ketika ketinggian air sungai sudah mencapai indikator merah," bebernya.

Sementara itu, EWS manual memberikan peringatan bahaya melalui pemantauan dari kantor BPBD Kota Yogyakarta.

"Jadi teknisnya pantauan ketinggian air dilakukan menggunakan CCTV oleh petugas kami. Saat air sungai meningkat petugas kami akan langsung memberi peringatan lewat pengeras suara di EWS," katanya.

BPBD juga rutin melakukan pengecekan dan perawatan alat-alat tersebut.

"Sebulan sekali kami cek. Yang paling sering bermasalah itu pada akinya," ungkapnya.

Darmanto mengimbau masyarakat di sekitar wilayah simulasi agar tetap tenang apabila mendengar sirene dari EWS.

Namun, ia juga berpesan agar masyarakat aktif dalam memantau kondisi ketinggian air.

"Masyarakat juga harus tetap aktif untuk memantau kondisi ketinggian air saat hujan. Apalagi sudah terbentuk Kampung Tangguh Bencana (KTB) di wilayah," tutupnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/10/05/211114378/hadapi-musim-hujan-bpbd-diy-akan-simulasi-ews-banjir

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com