Salin Artikel

Penertiban Bong Suwung untuk Stasiun Yogyakarta, Apa yang Terjadi?

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta telah memulai proses pembongkaran sisa-sisa bangunan yang belum ditertibkan di wilayah Bong Suwung, Kamis (3/10/2024).

Ratusan personel bahkan dikerahkan untuk membersihkan area tersebut, disertai dengan penggunaan satu alat berat berupa ekskavator.

Sebanyak 75 bangunan semi permanen dibongkar dalam kegiatan tersebut.

Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo, menjelaskan bahwa penertiban ini dilakukan karena area Bong Suwung merupakan wilayah emplasemen Stasiun Yogyakarta.

“Tujuan utama KAI adalah untuk mengutamakan keselamatan, karena area ini adalah area terlarang. Secara Undang-Undang, tidak boleh ada warga di sini,” ucapnya saat ditemui di lokasi, Kamis.

Bambang menambahkan bahwa selain untuk keselamatan, area Bong Suwung akan digunakan untuk pengembangan area langsiran kereta di Stasiun Yogyakarta.

“Kalau kita perhatikan, saat ini langsiran kita hanya ke arah timur. Ke arah barat kita riskan karena banyak warga. Dengan adanya sterilisasi ini, langsiran bisa terbagi, sehingga kemacetan yang disebabkan oleh langsiran dapat diatasi,” jelasnya.

Stasiun Yogyakarta, menurut Bambang, terus berkembang dengan jumlah penumpang yang mencapai 16.000 orang per hari pada akhir pekan.

Sterilisasi area Bong Suwung juga bertujuan untuk memperluas rel kereta.

“Stasiun Yogyakarta adalah bangunan heritage, sehingga bentuk bangunannya tidak boleh diubah. Pengembangan ke depan akan dilakukan dengan membangun stasiun di belakang Stasiun Yogyakarta,” tambahnya.

Bambang menjelaskan bahwa perluasan jalur rel akan dilakukan terlebih dahulu.

“Peron yang sekarang ini sempit untuk penumpang, berbahaya. Jika rel diperlebar, stasiun akan dibangun di atasnya, sehingga stasiun mengangkangi rel,” ungkapnya.

Proses ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari emplasemen.

“Blueprint-nya sudah kami miliki. Semua sterilisasi dilakukan sesuai dengan blueprint Stasiun besar, sehingga pintu akses bisa dari selatan dan utara,” tuturnya.

Sebelumnya, warga Bong Suwung yang terdampak sterilisasi oleh PT KAI Daop 6 Yogyakarta menerima pembayaran biaya bongkar bangunan tahap kedua pada Selasa (1/10/2024).

Humas Bong Suwung, Restu Baskara, membenarkan adanya pelunasan kompensasi dari PT KAI tersebut.

“Tadi menerima tahap dua atau pelunasan semua warga. Sudah semua,” katanya.

Menurut Restu, sekitar 50 persen bangunan di area Bong Suwung telah dibongkar, meskipun beberapa warga masih memilih untuk tinggal di lokasi tersebut.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/10/03/105802578/penertiban-bong-suwung-untuk-stasiun-yogyakarta-apa-yang-terjadi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com