Salin Artikel

Warga Bong Suwung Desak KAI Beri Kompensasi Usaha Rp 30 Juta

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Bong Suwung kembali berdialog dengan PT KAI Daop 6 Yogyakarta untuk membahas rencana sterilisasi yang akan dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Pertemuan berlangsung di Kantor PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Jalan Lempuyangan, Kota Yogyakarta, pada Selasa (24/9/2024).

Dalam dialog tersebut, warga menuntut adanya kompensasi untuk biaya modal usaha, selain hanya ongkos bongkar bangunan senilai Rp 30 juta per bangunan.

Kuasa Hukum dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) dan tergabung dalam Aliansi Bong Suwung, Restu Baskara menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima tawaran ganti rugi dari PT KAI.

Namun, tawaran tersebut dinilai tidak memadai, hanya sebesar Rp 200.000 per meter untuk ongkos bongkar bangunan semi permanen.

“Kompensasi hanya diberikan untuk ongkos bongkar bangunan sebesar Rp 200.000 per meter untuk semi permanen, dan PT KAI akan menambah ongkos angkut bangunan itu sebesar Rp 500.000 per rumah,” ungkapnya.

Restu menambahkan bahwa warga Bong Suwung diberikan batas waktu hingga Jumat (27/9) untuk memberikan jawaban terkait tawaran tersebut.

"Harus dijawab jangka waktunya besok Jumat apakah mau menerima atau tidak," ujarnya.

Warga Bong Suwung juga meminta agar proses sterilisasi ditunda, mengingat sudah ada surat dari DPRD DIY, DPRD Kota Yogyakarta, dan Ombudsman RI (ORI) yang menunjukkan indikasi malaadministrasi.

"Artinya pemerintah dihadapan korporasi seperti PT KAI tidak berdaya, padahal KAI harus punya tanggung jawab dan kerjasama dengan pemerintah memikirkan rakyat Bong Suwung," tambah Restu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa warga memerlukan dukungan finansial tidak hanya untuk bongkar bangunan, tetapi juga untuk pindah tempat dan membangun usaha kembali.

"Kita sudah menghitung kebutuhan untuk yang punya warung sampai bisa bangun warung kembali, itu sekitar Rp 30 juta per warung. Untuk para pekerjanya Rp 20 juta, tetapi itu ditolak," jelasnya.

Di sisi lain, Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, menegaskan bahwa PT KAI akan menjalankan sterilisasi sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

"Daop 6 Yogyakarta sudah melayangkan Surat Peringatan ketiga pada 20 September 2024 yang berlaku selama tujuh hari ke depan, berakhir Kamis, 26 September. KAI Daop 6 masih memberikan batas waktu hingga Jumat (27/9) jam 15.00 WIB bagi yang sepakat menerima kompensasi uang biaya bantu bongkar dan bantu angkut," ujarnya.

Kris merinci bahwa biaya bantu bongkar adalah Rp 200.000 per meter persegi untuk bangunan semi permanen dan Rp 250.000 per meter persegi untuk bangunan permanen, ditambah Rp 500.000 untuk biaya bantu angkut per hunian.

"Setelah tanggal 27 September 2024, Daop 6 Yogyakarta sudah bisa melakukan sterilisasi. Saat ini hampir 50 persen warga Bong Suwung sudah sepakat dengan rencana sterilisasi tersebut dan sebagian sudah menerima uang tanda sepakat untuk pembongkaran," tambahnya.

Kawasan Bong Suwung terletak di area emplasemen Stasiun Yogyakarta. Dengan dilakukannya sterilisasi, diharapkan akan mengembalikan fungsi area tersebut untuk kegiatan operasional kereta api.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/09/24/160515278/warga-bong-suwung-desak-kai-beri-kompensasi-usaha-rp-30-juta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com