Salin Artikel

Perampokan Mako Damkar Sleman, Pelaku Rekan Kerja Korban dan Motif Sakit Hati

Terungkapnya motif setelah Polisi menangkap tujuh orang pelaku, yang tiga di antaranya merupakan pegawai Damkar Sleman.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan dari hasil penyelidikan sementara motif para pelaku melakukan aksinya karena sakit hati terhadap korban berinisial T (45) yang merupakan salah satu petugas Damkar Sleman.

"Hasil penyelidikan kami sementara dari hasil yang ada adalah motifnya dari para pelaku ini sakit hati terhadap korban," ujar Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi di Polda DIY, Sabtu (21/09/2024).

Endriadi menyampaikan akan memberikan penjelasan detail terkait motif setelah semua pelaku berhasil ditangkap.

"Namun untuk lebih jelasnya saya pikir kita bisa jelaskan ketika nanti semua pelaku-pelakunya sudah terungkap, sehingga lebih clear lebih jelas peristiwa apa yang terjadi," ucapnya.

Dalam kasus ini, Polda DIY menangkap tujuh tersangka pelaku.

Ketujuh orang itu adalah PUR (30) warga Berbah, Sleman, NUG (28) warga Moyudan, Sleman, DD (31) warga Godean, Sleman, BGS (26) warga Piyungan, Bantul, HS (28) warga Berbah, Sleman, RH (28) warga Berbah, Sleman dan OF (36) warga Berbah, Sleman.

Dikatakan Endriadi tiga pelaku yang merupakan pegawai Damkar Sleman yakni inisial NUG, DD dan OF. Ketiganya merupakan rekan kerja korban inisial T (45) di Damkar Sleman.

Berdasarkan keterangan pelaku yang sudah ditangkap untuk seluruhnya berjumlah 12 orang. Sehingga saat ini masih dilakukan pengejaran terhadap lima pelaku lainya.

"Masih ada lima orang lagi yang kami kejar," ucapnya.

Barang bukti yang berhasil diamankan dari para pekaku yakni senjata tajam jenis celurit, softgun, tas berisi pakian, dompet, KTP, kartu ATM dan STKN motor dan uang Rp 80 ribu. Kemudian diamankan pula handy talky.

Diberitakan sebelumnya, Komplotan perampok bersenjata tajam beraksi di kantor Pemadam Kebekaran Kabupaten Sleman yang berada di Sidoagung, Kapanewon Godean.

Modus laporan palsu

Modus yang dilakukan para perampok ini dengan membuat laporan palsu menghubungi damkar meminta bantuan evakuasi ular.

Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi membenarkan peristiwa di kantor Pemadam Kebekaran Kabupaten Sleman yang berada di Sidoagung, Kapanewon Godean.

"Kejadianya hari Jumat 13 September 2024 sekitar pukul 4.20 WIB," ujar Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi, Jumat (13/09/2024).

Yuswanto Ardi menyampaikan awalnya ada empat petugas yang piket di kantor pemadam kebakaran yang berada di Sidoagung, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman.

Sekitar pukul 4.20 WIB kantor Damkar mendapatkan telepon yang melaporkan ada ular masuk ke dalam rumah warga di daerah Minggir, Kabupaten Sleman.

"Selanjutnya tiga orang petugas langsung mendatangi laporan tersebut dan kantor dijaga oleh korban seorang diri," bebernya.

Diungkapkan Yuswanto Ardi saat petugas mendatangi lokasi ternyata laporan yang masuk tersebut palsu.

"Pada akhirnya diketahui laporan palsu," ucapnya.

Komplotan perampok dengan membawa senjata tajam kemudian mendatangi kantor pemadam kebakaran. Para pelaku datang dengan membawa senjata tajam.

"Tidak berapa lama kemudian, kantor Pemadam Kebakaran didatangi oleh enam orang tak dikenal dan para pelaku tersebut langsung melakukan pengancaman menggunakan senjata tajam jenis celurit," ungkapnya.

Para pelaku lantas meminta tas kerja korban. Merasa terancam, korban pun menyerahkan tas miliknya kepada para pelaku.

"Meminta tas kerja korban yg berisi dompet serta HP. Oleh para pelaku korban dimasukkan ke dalam sebuah kamar," kata Yuswanto Ardi.

Yuswanto Ardi menyampaikan setelah melakukan aksinya, para pelaku lantas meninggalkan kantor Pemadam Kebakaran.

"Setelah para pelaku pergi, korban kemudian meminta pertolongan ke kantor Kapanewon Godean dan meminta pertolongan," ucapnya.

Akibat kejadian ini korban mengalami kerugian sekitar Rp 1,1 juta. Sedangkan korban tidak mengalami luka. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/09/22/101518278/perampokan-mako-damkar-sleman-pelaku-rekan-kerja-korban-dan-motif-sakit

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com