Salin Artikel

Sebabkan 2 Kali Gagal Panen, Kalurahan di Sleman Adakan Lomba Menembak Hama Tikus

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Hama tikus telah menyebabkan gagal panen di daerah Kalurahan Sendangmulyo, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY).

Serangan hama tikus ini sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh masyarakat maupun Pemerintah Sendangmulyo untuk menangani hama tikus ini. Namun hasilnya belum cukup signifikan menanggulangi serbuan hama tikus.

Sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi hama tikus, Kalurahan Sendangmulyo kemudian mengadakan lomba menembak tikus sawah bersama Pak Lurah.

Lurah Sendangmulyo, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, Budi Susanto membenarkan menyelenggarakan lomba menembak tikus sawah.

"Iya benar, karena di area bulak Prapak Kulon, Mergan, Prapak Wetan, Dondongan itu banyak sekali hama tikus dan masyarakat, para petani sudah resah," ujar Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto saat dihubungi, Jumat (23/08/2024).

Budi menyampaikan, hama tikus telah menyebabkan gagal panen. Bahkan, padi yang baru saja ditanam petani juga rusak diserang tikus.

"Di sini (area pertanian) luasnya kurang lebih 150 hektar. Ini saja panenan kemarin gagal, ada yang hanya panen sedikit, tapi ada yang gagal total nggak panen," tegasnya.

Diungkapkan Budi serangan hama tikus sudah terjadi sejak sekitar satu tahun. Selama satu tahun, ada dua kali masa tanam dan semuanya gagal panen.

"Satu tahun ini, jadi dua kali masa tanam, gagal (panen) terus akibat hama tikus," tandasnya.

Sejak merebaknya hama tikus, warga bersama Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo sudah melakukan berbagai upaya mulai dari cara tradisional hingga menggunakan racun.

Bahkan menurut Budi ada salah satu padukuhan yang pada 17 Agustus kemarin mengadakan grobyokan tikus dan untuk satu ekor yang didapat dihargai Rp 2.000.

Hanya saja berbagai upaya tersebut lanjut Budi tidak cukup signifikan mengurangi hama tikus.

"Oh tidak signifikan, karena kembangbiaknya tikus itu cepat sekali," ucapnya.

Budi menjelaskan, lomba menembak tikus sawah yang diadakan hanyalah sebagai salah satu upaya mengurangi hama.

Lomba menembak tikus sawah dilaksanakan pada 24 Agustus 2024 mulai pukul 20.00 WIB dan dibuka untuk umum. Target area di bulak Prapak Kulon, Mergan, Prapak Wetan dan Dondongan.

Budi mengatakan peserta harus terlebih dahulu mendaftar. Selain itu peserta juga harus mengikuti briefing terkait dengan safety prosedur.

"Biar pun bukan senjata api, tapi ini kan memakai senjata, jadi tetap harus safety lah, nanti akan ada briefing-briefing terlebih dahulu. Saya juga sudah koordinasi dengan Bhabinkamtibmas, sudah koordinasi dengan Polsek," ucapnya.

Dijelaskan Budi, pemenang lomba nantinya akan dilihat dari jumlah tikus sawah yang didapatkan. Bagi peserta yang juara juga sudah disiapkan hadiah.

"Pendaftar sudah ada 10 orang, besok pasti banyak karena saya buka untuk umum. Hadiahnya ya hadiah hiburan saja, seperti Entok, terus ada sedikit uang untuk penyemangat lah," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/08/23/142327278/sebabkan-2-kali-gagal-panen-kalurahan-di-sleman-adakan-lomba-menembak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com