Salin Artikel

Di Balik Prestasi Altet Panahan Arif Dwi Pangestu, Ada Warisan Disiplin dari Sang Ibu

Kompas.com berkesempatan berkunjung ke rumah Arif yang terletak di Padukuhan Karang RT04, Kalurahan Poncosari, Srandakan, Bantul.

Saat Kompas.com tiba di rumahnya, Pariyanto sebenarnya akan pergi membuka warungnya di sekitar Kampus UPN, Sleman. Pariyanto merupakan pensiunan operator SPBU dan saat ini membuka warung makan.

Namun, dia pun langsung melepaskan jaket dan menunda keberangkatannya ke Sleman saat Kompas.com ingin mengulik cerita soal Arif. Pariyanto dengan mata berbinar menceritakan kiprah anak keduanya itu.

Peran penting ibunda Arif

Sambil duduk di teras rumah berwarna kuning, Pariyanto menceritakan peran almarhum istrinya, Supriyati, yang merupakan sosok penting di balik kesuksesan Arif Selama ini. Ibunda Arif, Supriyati meninggal dunia pada tahun 2019 lalu. 

Arif awalnya berlatih bela diri saat duduk di bangku kelas 1 SD. Lalu bocah berusia 7 tahun itu melihat sepupunya, Okka Bagus Subekti atlet panahan nasional, berlatih. 

Arif pun khirnya tertarik dengan olah raga itu. Melihat keinginan kuat putranya, almarhum Supriyati menggembleng disiplin putranya.

“Almarhum ibunya itu disiplinnya luar biasa, Arif boleh bermain, tetapi selepas ashar harus pulang dan berlatih. Kalau tidak pulang langsung dicari kemana lokasi bermainnya,” kata Pariyanto ditemui di rumahnya Rabu (24/7/2024).

“Hasil didikan oleh ibunya menjadikan Arif banyak prestasi hingga saat ini,” ucapnya. 

Dia mengatakan, semangat terus belajar pun ditunjukkan Arif. Bahkan, saat lapangan Bibis di Bantul sudah tidak bisa digunakan, bocah kecil itu tetap berlatih di parit sekitar rumahnya. 

Dalam kondisi yang terbatas pun tak membuat Arif malas berlatih. Malah, kata dia, Arif justru semakin semangat.

Deretan prestasi Arif

Deretan prestasi daerah sudah diraih Arif sejak SD. Arif melanjutkan SMP di Banguntapan dan SMA 1 Sewon. Arif masuk asrama Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Bantul.

Di tengah obrolan dengan Kompas.com, Pariyanto tiba-tiba masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, dia membawa selembar kertas yang dilaminating bertuliskan Prestasi Arif Dwi Pangestu.

Dia menyebut, Arif langsung menyabet empat medali emas pada kejuaraan pertamanya di tingkat daerah. 

Sementara prestasi internasional yang diraih Arif yakni medali perunggu di Asian Games 2022 Hangzhou, perunggu di Asian Championships 2023  Bangkok, medali perak di Islamic Solidarity Games 2021 Konya, medali emas di SEA Games 2019 Filipina, dua medali emas di SEA Games 2021 Vietnam,dan  dua medali perunggu di ASEAN University Games 2022 Ubon Ratchathani.

“Ini Sebagian prestasi arif,” kata dia. 

Lalu, Pariyanto mengajak Kompas.com masuk ke dalam ruang tamu. Sejumlah barang milik Arif sudah dikirim ke rumah dari asrama pelatnas. Dia lalu membuka lemari kaca dan menunjukkan puluhan medali yang diraih mahasiswa UNY itu.

Satu per satu diamatinya, sambil mengingat kejuaraan yang diikuti oleh Arif. 

“Itu ada foto Arif waktu kecil juga ikut menari. Dia juga suka gundam ini banyak sekali,” kata dia.

Berharap Merah Putih berkibar di Paris

Sebagai orang tua, dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk putranya. Pada Selasa (23/7/2024) malam, di rumahnya juga diadakan pengajian untuk mendoakan Arif yang bertanding di Olimpiade Prancis. 

“Semoga Arif bisa mengibarkan bendera Indonesia di ajang Olimpiade nanti. Doa orang tua yang terbaik untuk dia,” kata Pariyanto. 

Diketahui, Arif saat ini menduduki peringkat 57 dunia. Airf pernah menduduki posisi 39 dunia pada akhir Januari 2024 lalu.

Arif tampil di kejuaraan dunia panahan 2023, dimana dirinya memastikam tiket ke Olimpiade Paris 2024 dengan finish keempat. 

Dia merupakan anggota tim Indonesia yang memenangi perunggu di nomor Beregu Putra Asian Games 2023. 

Arif mengikuti Olimpiade dua kali. Arif pertama tampil di Olimpiade Tokyo 2020 lalu pada usia 16 tahun. Saat itu, Arif harus mengakui kehebatan juara European Games, Florian Unruh pada ronde pertama. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/07/24/174328578/di-balik-prestasi-altet-panahan-arif-dwi-pangestu-ada-warisan-disiplin

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com