Salin Artikel

Gedungnya Berstatus Cagar Budaya, SD di Yogya Ini Tak Bisa Langsung Perbaiki Atap yang Rusak

Pegawai Tata Usaha SD Negeri Ungaran 1 Kota Yogyakarta, Aan Rudiyanto mengatakan,  hampir seluruh gedung SD Negeri Ungaran 1 Kota Yogyakarta  berstatus cagar budaya. Sehingga tidak bisa dilakukan perbaikan secara sembarangan.

“Untuk maintenance kita harus lapor di dinas yang menangani gedung. Untuk laporan, sekolah sudah sering melapor. Kan namanya gedung titipan, artinya kita harus lapor kalau mau memperbaiki,” ujar Aan, saat ditemui Kamis (4/7/2027).

Dari laporan yang dilayangkan pihak sekolah sampai sekarang belum mendapatkan respons dari dinas terkait. Menurutnya, baru bulan lalu petugas mengambil foto kondisi bangunan.

Untuk diketahui bahwa urusan cagar budaya merupakan ranah dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

“Sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Hari ini kepsek dipanggil ke dinas,” kata dia.

“Pihak sekolah tidak mungkin merombak harus melapor ke dinas. Tidak bisa sembarangan cat dan bentuk, karena sudah tertempel bangunan cagar budaya untuk maintenance seperti apa harus lapor,” jelasnya.

Menurut dia kerusakan ada pada bagian plafon gedung aula dan sudah terjadi sejak satu tahun. Bahkan, katat dia, pihak sekolah sudah beberapa kali memperbaiki plafon atau eternit menggunakan anggaran sekolah.

“Kita tidak bisa mengganti full,” ucap dia.

Dia mengatakan aula tersebut merupakan gedung yang digunakan siswa untuk mata pelajaran olahraga, seni tari, dan lainnya.

“Masih dipakai kerusakan tidak terlalu mengkhawatirkan kalau dibiarkan terlalu lama ambles tenan membahayakan,” katanya.

Sementera itu Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yeti Martanti pihaknya memiliki program rehab bangunan cagar budaya yang dimiliki oleh Pemkot Yogyakarta.

“Program itu harus disesuaikan karena memang kalau bangunan cagar budaya tidak bisa langsung dan harus ada kajian agar bisa secara tepat di renov atau direhab,” ucap dia.

“Kalau terkait dengan rehab atau renov memang sudah kita programkan dan nanti akan saya cek lagi,” timpal Yeti.

Dia menambahkan untuk rehab atau renovasi diperlukan waktu lantaran Disbud Kota Yogyakarta harus melihat terlebih dahulu gedung mana yang sudah memiliki detail engineering design (ded).

“Karena yang pasti akan dilakukan kan di dinas pendidikan. Ini saya cek dulu yang sudah selesai itu (ded) nya,” ucap dia.

“Makanya ini nanti saya cek dulu, terkait proses untuk merehab atau merenovasi bangunan cagar budaya milik pemerintah,” ucap dia.

Yeti menyebut bahwa saat ini dirinya sudah meminta tim untuk melakukan survey ke SD Negeri 1 Ungaran Kota Yogyakarta.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/07/04/143916678/gedungnya-berstatus-cagar-budaya-sd-di-yogya-ini-tak-bisa-langsung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com