Salin Artikel

Museum Wayang Kekayon di Yogyakarta: Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

KOMPAS.com - Museum Wayang Kekayon terletak di Jalan Raya Yogya-Wonosari Km 7 No 277, Baturetno, Bantul, Yogyakarta.

Museum Wayang Kekayon merupakan tempat wisata yang memiliki koleksi ribuan wayang dan sejarah Indonesia lainnya.

Tempat wisata tersebut dapat digunakan untuk mengisi liburan sekaligus memberikan edukasi.

Museum Wayang Kekayon

Koleksi Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon memiliki koleksi wayang yang berasal dari seluruh kawasan Nusantara dan mancanegara.

Jumlah koleksi wayang lebih dari 6.000 buah dari sekitar 40 jenis wayang.

Koleksi juga dilengkapi dengan budaya pendukungnya seperti, topeng, busana wayang, gamelan, keris, dan aneka senjata tradisional lainnya.

Wayang Golek Thengul merupakan koleksi wayang tertua yang berusia 250 tahun dan berasal dari Jepara.

Jenis koleksi paling banyak berupa wayang kulit yang berjumlah sekitar 2.593 buah.

Sementara, koleksi unggulan adalah wayang Purwa, tokoh Kurawa yang terbuat dari kulit kerbau.

Museum Wayang Kekayon termasuk museum yang memiliki koleksi terlengkap di Indonesia.

Ada beragam koleksi wayang yang terdapat di museum dengan luas sekitar 1,1 hektar ini, seperti wayang kulit (purwa-madyo-gedhog, baik gaya Yogyakarta maupun Solo)

Koleksi lainnya adalah wayang klithik, wayang golek Jawa-Sunda, wayang krucil, wayang beber, wayang wong, wayang Madura, wayang Dupara, wayang Bali, wayang Lombok, serta berbagai wayang lain dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Termasuk wayang kontemporer yang merupakan karya seniman-seniman terkenal.

Sebanyak 100 wayang Kurawa lengkap dan wayang korelasi zodiak merupakan koleksi masterpiece Museum Wayag Kekayon.

Tempat wisata ini juga memiliki koleksi sejarah Indonesia lainnya yang ditempatkan di dalam taman, seperti kompleks manusia purba dua juta tahun yang lalu hingga kompleks patung Proklamasi 1945.

Latar belakang Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon didirikan oleh Prof Dr dr KPH Soejono Prawirohadikusumo SpS SpKJ, guru besar Fakultas Kedokteran UGM.

Museum mulai dibangun setahap demi setahap secara swadaya sejak tahun 1980 hingga 1987. Museum diresmikan pada tanggal 5 Januari 1991 oleh KGPAA Pakualam VIII.

Soejono mulai mengoleksi wayang sejak menempuh pendidikan pasca sarjana di Belanda.

Saat itu, Soejono ditantang oleh seorang opas museum di Belanda, bahwa sayang jika Yogyakarta sebagai pusat budaya tidak memiliki museum wayang. Akhirnya, ia mendirikan Museum Wayang Kekayon.

Wayang yang pertama kali menjadi koleksinya adalah Kyai Panuntun yang dibeli dari hasil praktek dokter.

Harga Tiket Masuk Museum Wayang Kekayon

Bagi pengunjung yang ingin menikmati koleksi Museum Wayang Kekayon akan dikenakan tiket masuk sebesar:

  • Wisatawan Nusantara: Rp 20.000
  • Wisatawan mancanegara: Rp 20.000
  • Tiket kamera: Rp 10.000

Jam Buka Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon memiliki beberapa jam buka sesuai hari kunjungan, yaitu:

  • Senin-Jumat : Rp 08.30-14.00 WIB
  • Sabtu : Rp 08.30-12.00 WIB
  • Minggu dan hari libur: tutup

Rute Museum Wayang Kekayon

Jarak tempuh Museum Wayang Kekayon dari titik nol Yogyakarta sekitar 6,5 kilometer.

Perjalanan dapat melalui Jalan Sultan Agung, Jalan Kusumanegara, Jalan Kebun Raya, Jalan Rejowinangun, dan Jalan Wonosari.

Sumber:

bantulpedia.bantulkab.go.id

budaya.jogjaprov.go.id

Google Maps

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/07/01/160814178/museum-wayang-kekayon-di-yogyakarta-koleksi-harga-tiket-dan-jam-buka

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com