Salin Artikel

923 Ton Sampah Menumpuk di Sleman, Pemda DIY Turun Tangan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tidak hanya Kota Yogyakarta yang berkutat dengan timbunan sampah. Di Kabupaten Slamen, jumlah sampah yang menumpuk diperkirakan 923 ton.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono.

Beny mengatakan, yang memiliki timbunan sampah tidak hanya Kota Yogyakarta yang mencapai 5.000 ton, tetapi Kabupaten Sleman juga ada timbunan sampah sebesar 932 ton.

Nantinya timbunan sampah di Sleman juga akan digeser ke TPA Piyungan.

“Hanya Kota (Yogyakarta timbunan 5 ribu ton). Setelah itu kami siapkan untuk Sleman, Sleman kan bukan berarti tidak ada, Sleman sudah muncul (timbunan sampah), minta 923 ton yang kami selesaikan,” ujar Beny saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (26/6/2024).

Beny menyampaikan Pemerintah DIY menyanggupi untuk mengangkut 932 ton timbunan sampah di Kabupaten Sleman. Namun, masih menunggu 5.000 ton timbunan sampah di Kota Yogyakarta selesai diangkut ke TPA Piyungan.

“Kami sanggupi setelah kota ini teratasi. Jadi bertahap, kenapa Sleman kita tahan dulu sampai hari ke empat, karena Sleman masih punya peluang, wilayahnya masih cukup terbuka. Walaupun tidak pernah kami sarankan untuk di bakar. Kota (Yogyakarta) kan blas tidak punya lahan,” ujar dia.

“Jadi komitmenya tiga hari ini. Kami berharap sampah kota tergeser ke Piyungan mulai dari kemarin,” ujar dia.

Sebelumnya, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto jelaskan timbunan sampah sebesar 5 ribu ton yang ada di Kota Yogyakarta muncul sebelum Pemkot Yogyakarta memiliki TPST 3R.

“Begini, jadi itu kan timbunan (5 ribu ton) yang sudah berjalan sebelum TPST beroperasional,” ujar Sugeng, Selasa (25/6/2024).

Setelah TPST 3R milik Pemkot Yogyakarta beroperasi juga belum bisa menyelesaikan timbunan sampah sebesar 5 ribu ton.

“TPST beropersional saya kan bilang reguler 200 ton (mengolah) akan kita selesaikan mekanisme pengolahan jadi tidak buang sampah. Tapi kan sekarang masih dibangun Insya Allah awal Juli sudah bisa 100 persen,” kata Sugeng.

Dia menambahkan bahwa TPST 3R di Kota Yogyakarta hanya bisa menyelesaikan atau mengolah sampah reguler yakni 200 ton per hari sehingga sampah-sampah yang menumpuk di depo ini belum terselesaikan.

“Tapi itu kan baru menyelesaikan reguler yang sudah jadi tumpukan di depo itu persoalan,” kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/06/26/130323078/923-ton-sampah-menumpuk-di-sleman-pemda-diy-turun-tangan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com