Kebakaran mengakibatkan tumpukan kayu beserta sebuah ruangan penumpukan kayu itu menjadi arang.
“Saya belum bisa memperkirakan kerugiannya,” kata Suroso, pemilik SHT, Selasa (18/6/2024).
SHT diketahui mempunyai dua bangunan yang saling berhadapan terpisah oleh jalan provinsi Jalan Pahlawan. Kedua bangunan merupakan etalase mebel usaha Suroso.
Api berkobar di bangunan sebelah Barat ketika karyawan akan menutup toko.
Api berkobar besar di sebuah ruang untuk menumpuk sisa kayu dan lembaran kayu. Tumpukan sampai ke pekarangan belakang bangunan.
Tumpukan kayu yang terbakar
Sehabis shalat Ashar, Suroso mendapatkan kabar kalau toko di seberang terbakar. Salah seorang karyawan yang mau menutup toko, melaporkan peristiwa ini.
“Itu sebetulnya tumpukan kayu mahoni, kotor-kotoran kayu (untuk) dijual. Saya kan menjual kayu bakar,” kata Suroso.
Pemadam kebakaran dan warga diketahui memadamkan api sejak pukul 15.00 WIB.
Suroso sendiri memantau proses memadamkan api pada toko yang sudah berdiri sejak 1980-an tersebut.
Ia terlihat tenang menyaksikan regu pemadam dan relawan berjibaku memadamkan api.
Warga menduga api berasal dari pekarangan di belakang dari bangunan milik Suroso.
Relawan kedaruratan Giripeni, Adam Nugroho mengaku menerima laporan kebakaran dari sekuriti pabrik rokok yang tidak jauh dari toko mebel. Sebagai relawan desa, ia pun segera ke lokasi.
Mendapati beberapa warga sudah membantu memadamkan api dengan alat seadanya. Ia juga sambil mendapat kabar kalau api berasal dari tumpukan sekam di pekarangan belakang.
“Ada warga yang melihat orang sedang bakar sampah di sana,” kata Adam.
“Kami berusaha untuk memadamkan api yang masih ada di sekam ini. Sekam tebal, bisa saja masih ada api di baliknya,” kata Adam.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/06/18/182500478/kebakaran-di-toko-mebel-kulon-progo-pemilik--tumpukan-kayu-mahoni