Tak hanya itu, judi online juga menjadi pemicu retaknya rumah tangga dan berakibat pada perceraian.
Fenomena perceraian akibat judi online ternyata juga terjadi di Kabupaten Sleman. Hal itu dibenarkan oleh Humas Pengadilan Agama (PA) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (14/6/2024).
"Ada, cuma enggak tahu statistiknya ya. Tapi pada prinsipnya ada," kata dia.
Tukimin menyampaikan tidak mengetahui pasti kapan munculnya fenomena perceraian yang disebabkan oleh judi online tersebut. Namun, sebagai hakim, sepengetahuanya kasus perceraian yang disebabkan oleh judi online belum lama, sekitar 2023.
Meskipun menurut Tukiman kemungkinan, tahun-tahun sebelumnya juga sudah ada.
Sebagai hakim, Tukimin menuturkan pada 2024, setidaknya sudah menangani empat kasus perceraian yang akar permasalahanya judi online.
"Saya sendiri kalau tiga sampai empat (kasus) tahun ini, ada ya kira-kira yang terkait dengan adanya tuduhan istri ke suami judi online," ucapnya.
Tukimin menuturkan, dari kasus yang ditanganinya paling banyak memang istri menggugat cerai suami. Alasanya rata-rata karena soal nafkah berkurang.
Berkurangnya nafkah tersebut salah satunya adalah judi online.
"Biasanya nafkah, jadi yang paling banyak itu kan masalah nafkah. Nafkah itu berkurang, akhirnya ketemunya di sana (untuk judi online)," ungkapnya.
Pihak suami lanjut Tukimin, biasanya tidak mengakui terkait dengan kurangnya nafkah karena untuk judi online. Tetapi pihak penggugat dalam hal ini istri, mencurigai hal itu sebagai penyebab berkurangnya nafkah.
"Kalau di kita kan alasanya boleh macam-macam. Tapi yang menjadi patokan kita kan adanya pertengkaran, judi menyebabkan bertengkar, misalnya nafkah kurang bertengkar," urainya.
Kasus istri menggugat cerai imbuh Tukimin biasanya karena suami sudah sampai pada tahap kecanduan judi online. Sehingga sudah sampai pada lupa anak, istri dan bahkan menggerogoti ekonomi keluarga.
"Cuma mereka nulisnya itu aja, nafkah kurang suka main judi," pungkasnya.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/06/14/171759078/saat-judi-online-jadi-salah-satu-pemicu-perceraian-di-sleman-yogyakarta