Salin Artikel

291 Bus "Study Tour" Diperiksa Dishub Sleman, 3 Unit Tak Diizinkan Jalan karena Masalah Rem

Pemeriksaan armada menjadi salah satu syarat bagi sekolah di Kabupaten Sleman yang akan melaksanakan kegiatan study tour maupun outing class. Kebijakan ini terapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama study tour.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Sleman, Arif Pramana mengatakan, pihaknya sejak tahun 2023 sudah melakukan pengecekan kendaraan yang akan digunakan untuk study tour sekolah.

Pada tahun 2023 lalu Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman memeriksa sebanyak 778 bus study tour. 

"Tahun ini sampai hari Selasa kemarin sudah ada 291 kendaraan dari 116 sekolah yang mengajukan izin pemeriksaan secara teknis," ujarnya dalam jumpa pers di Pemkab Sleman, Kamis (13/06/2024).

Berdasarkan pemeriksaan teknis, dari 291 kendaraan yang akan digunakan untuk study tour, tiga di antaranya tidak diizinkan untuk jalan. Pasalnya ada permasalahan di bagian pengereman.

"Ada tiga kendaraan yang kita tidak berangkatkan. Salah satunya karena ada komponen di pengereman yang bocor dan sebagainya. Maka diminta untuk bus pengganti," tandasnya.

Diungkapkan Arif Pramana di wilayah Sleman ataupun DI Yogyakarta banyak perusahaan otobus. Khusus di Sleman ada 23 perusahaan otobus.

Sehingga sebisa mungkin sekolah-sekolah di Sleman memanfaatkan otobus yang ada di DI Yogyakarta. 

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sleman, Ery Widaryana menegaskan study tour ataupun outing class tidak wajib dan sifatnya sukarela.

"Kalau melaksanakan study tour atau outing class itu harus mendapatkan izin dari Dinas Pendidikan. Izin harus diajukan dengan melampirkan proposal," ucapnya.

Ery menuturkan beberapa hal yang harus dilampirkan antara lain, izin dan persetujuan dari orangtua siswa. Selain itu, biaya study tour atau outing class tidak memberatkan orangtua siswa.

Selain itu harus dilampirkan fotocopy STNK kendaraan yang akan digunakan. Termasuk fotocopy surat izin mengemudi sopir yang akan mengemudikan kendaraan tersebut.

"Melampirkan dokumen bus, bahwa bus itu masih memiliki izin angkutan wisata, dibuktikan dengan kartu pengawasan yang sah," urainya.

Setelah izin diberikan, lanjut Ery, sekolah harus menghubungi Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman. Nantinya dari Dinas Perhubungan akan melakukan pemeriksaan armada yang akan digunakan pada saat akan berangkat.

"Harus dicek, kendaraan itu sesuai yang diajukan dan memang masih layak jalan. Itu nanti Dinas Perhubungan akan melakukan pengecekan pada waktu hari H sebelum berangkat," ujarnya.

Ery menegaskan kepala sekolah juga harus berani menegur dan meminta pengganti ketika hasil pemeriksaan armada dinyatakan tidak layak jalan.

"Kepala sekolah harus berani menegur atau tidak memberikan izin kepada pengemudi, apabila kendaraanya tidak layak jalan," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/06/13/142202378/291-bus-study-tour-diperiksa-dishub-sleman-3-unit-tak-diizinkan-jalan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com