Salin Artikel

Penyebab Kebakaran Bus Pariwisata di Senopati DIY karena Kabel "Charger" Korsleting

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi ungkap penyebab atap bus yang terparkir di Tempat Khusus Parkir (TKP) Senopati Kota Yogyakarta berasal dari korsleting kabel charger yang tertempel di dek atas.

Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Sujarwo menjelaskan, awal mula kejadian yaitu pada Selasa (28/5/2024) pukul 19.00 WIB bus rombongan dari SMP Bina Cendekia Cirebon datang ke TKP Senopati dengan menggunakan 2 bus.

Lanjut Sujarwo, setelah bus diparkir dan mesin dimatikan kemudian para penumpang turun untuk berwisata di Malioboro.

“Sekitar pukul 20.00 Wib saksi akan menaruh oleh-oleh dan melihat asap di dalam bus,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (29/5/2024).

Saksi yang merupakan siswa tersebut lalu segera melaporkan kepada sopir bus.

Setelah dicek, diketahui sumber api berasal dari kabel charger yang menempel di soket panel AC yang berada di rak tas atas, bangku nomor 6.

“Soket terbakar dan menyambar jok nomor 6 berikut plafon di sekitarnya. Atas kejadian tersebut, pihak pengelola parkir Senopati menghubungi pemadam kebakaran Kota Yogyakarta dan api dapat dipadamkan,” jelas dia.

Atas peristiwa tersebut, bus mengalami kerusakan pada area plafon, panel AC, dan jok penumpang.

Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan atap bus mengalami kebakaran saat parkir di lokasi parkir Senopati, Kota Yogyakarta, Selasa (28/5/2024) malam.

Terkait peristiwa ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta langsung melakukan pengecekan, hasilnya bus masih laik jalan.

Kepala Dishub Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho mengatakan, bus dengan pelat nomor E 7603 KC masih mengantongi uji KIR yang masih berlaku dan masih laik jalan.

"Hasil pemeriksaan surat izin KIR hidup bus laik jalan. Tidak ada kendala, dan aman untuk perjalanan jauh termasuk paket study tour," ujarnya saat dihubungi, Selasa (28/5/2024).

Bus yang mengalami kebakaran pada atap ini mengangkut siswa dari SMP Cendikia Cirebon.

Untuk sementara waktu, Dishub Kota Yogyakarta memfasilitasi para siswa dan guru untuk bermalam di Kantor Kemantren Gondomanan sambil menunggu bus pengganti dari Cirebon.

Hal ini lantaran bus tidak layak untuk ditiduri oleh siswa maupun guru karena kondisinya yang basah karena pemadaman api dan masih ada sisa asap kebakaran.

"Siswa dan guru saya bawa ke Kantor Kemantren Gondomanan untuk istirahat di sana," ujar Agus.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/05/29/115843978/penyebab-kebakaran-bus-pariwisata-di-senopati-diy-karena-kabel-charger

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com