KLATEN, KOMPAS.com - BP (44), salah satu terduga pelaku penganiayaan dengan pemberatan mengaku menyesal telah menghabisi nyawa kedua temannya sesama pengamen yakni Willy (30) dan Sendi (24).
Penyesalan itu disampaikan BP dalam konferensi pers kasus dugaan tindak pidana penganiayaan dengan pemberatan di Mapolres Klaten, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2024).
BP mengatakan, pertemannya dengan korban sudah berlangsung selama 20 tahun.
Adapun motif dirinya menghabisi korban karena sakit hati anaknya dibentak korban dengan kata-kata kasar.
"Karena korban memaki dan membentak anak saya. Saya emosi," ungkap BP.
Menurut BP, korban terpengaruh alkohol saat memaki anaknya dengan kata-kata kasar.
"Iya posisi korban mabuk," ungkap dia.
BP menghabisi korban menggunakan pisau yang biasa dipakai untuk mengupas kepala. Pisau tersebut miliknya sendiri.
Warga Sleman, Yogyakarta mengaku spontan mengambil pisau dari dalam kamar indekos untuk menghabisi korban. Ia menusukkan pisau ke korban lebih dari satu kali.
"Lebih dari satu kali (menusuk korban)," jelas dia.
Kapolres Klaten, AKBP Warsono mengatakan, kasus penganiayaan dengan pemberatan ini terjadi karena pelaku sakit hati anaknya dibentak korban dengan kata-kata kasar.
Tidak terima anaknya dibentak, pelaku kemudian mengambil pisau di kamar indekos dan menghabisi korban. Korban Willi tewas di lokasi kejadian, sedangkan korban Sendi tewas di rumah sakit.
"Ini sebenarnya pelaku dengan korban sudah kenal baik. Cuma mungkin karena ada permasalahan-permasalahan tadi. Korban membentak anak pelaku tersebut sehingga pelaku tersulut emosi melihat anaknya dibentak maka terjadilah penganiayaan," jelas Warsono.
Sebelumnya diberitakan, dua orang pengamen tewas usai terlibat duel maut di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (7/5/2024) petang.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Klaten, AKP Yulianus Dica Ariseno Adi menceritakan, duel maut sesama pengamen terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.
Menurut keterangan saksi, lanjut Yulianus sebelum perkelahian itu terjadi, mereka terlibat cekcok.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/05/14/161227378/motif-bp-aniaya-2-pengamen-hingga-tewas-di-prambanan-sakit-hati-anak