Salin Artikel

Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Satu orang pekerja tertimpa dak atau atap semen dan meninggal dunia di kawasan Nagan Kidul, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta.

Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo menjelaskan, di area Nagan Kidul, Kraton, Yogyakarta saat ini dikosongkan karena terdampak proyek revitalisasi Benteng, Keraton, Yogyakarta.

"Awal mula sebelum kejadian, pada 1 Mei 2024, Saksi 3 (Marlam) dan saksi 4 (Teguh) mendatangi rumah Saksi 5 (Sudaryanto) dengan maksud untuk membeli bongkaran bangunan rumah milik saksi 5, kemudian terjadi kesepakatan harga sebesar Rp 2,5 juta," ujar Sujarwo saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (7/5/2024).

Lanjut Sujarwo, setelah sepakat, pada hari Selasa tanggal 7 Mei 2024, sesuai perintah dari saksi 4 dan 5, korban dan teman-temannya melakukan pembongkaran rumah di TKP.

"Saat itu kedua korban berada di lantai bawah, di mana di bagian atasnya terdapat cor atap untuk lantai 2," kata dia.

Diduga karena tidak memperhatikan kekuatan cor lantai atas, tiba-tiba dak atap ambruk menimpa kedua korban, hingga mengakibatkan satu orang meninggal dunia di tempat dan satu korban mengalami luka-luka.

Sujarwo menambahkan, tim Inafis Polresta Yogjakarta bersama KSPKT Polresta Yogyakarta dan Personil Polsek Kraton langsung melakukan olah TKP usai kejadian.

Dari analisa yang dilakukan polisi, diketahui bahwa kegiatan pembongkaran bangunan tersebut atas inisiatif dari saksi 3 dan 4 untuk membeli bongkaran bangunan dari saksi 5.

Di mana selanjutnya saksi 4 merencanakan untuk menjual kembali kayu-kayu bekas kusen pintu untuk mencari keuntungan.

"Korban bersama teman-temannya diduga tidak memperhatikan kekuatan cor lantai atas pada saat melakukan pembongkaran hingga mengakibatkan roboh menimpa korban," kata dia.

Sebelumnya, 2 pekerja tertimpa atap beton saat membongkar sebuah rumau di kawasan Nagan Kidul, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta, Selasa (7/5/24).

Akibatnya satu orang mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia.

Salah satu warga, Yuni menyampaikan peristiwa robohnya atap beton yang menimpa pekerja ini terjadi pada pukul 08.00 WIB. Saat itu menutmrutnya pekerja sedang membongkar bangunan pada bagian gawangan pintu.

"Baru bongkar tiba-tiba mak bruk, lanjut suara tolong-tolong," katanya, Selasa (7/5/2024).

Untuk informasi kawasan Nagan Kidul, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta terdampak proyek revitalisasi Beteng Keraton Yogyakarta sehingga pemilik rumah yang berdekatan dengan Beteng mulai membongkar secara mandiri.

Warga lain, Yuliana menambahkan pemilik rumah yany dibongkar sudah beberapa hari tidak menempati rumah tersebut.

Menurut informasi yang dia terima satu orang mengalami patah tulang dan satu irang lagi meninggal dunia.

"Korban dua orang, satu patah tulang. Yang satu meninggal dunia di tempat tertimpa dak (atap beton)," jelasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/05/07/135536678/kronologi-1-pekerja-tewas-tertimpa-atap-cor-di-kawasan-kraton-yogyakarta

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com