Salin Artikel

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Sejak dibuka, baru satu lader yang mendaftar ke DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta.

"Sejak kita kemarin membuka pendafataran penjarinhan, sudah resmi kita buka sampai hari ini haru 1 Mas Fokky kader PDI Perjuangan," ujar Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPC PDI Perjuanhan Loka Agustianto, saat ditemui di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Kamis (2/5/2024).

Andung sapaan akrab Loka Agustianto, menambahkan pihaknya masih menunggu kader PDI Perjuangan maupun tokoh-tokoh masyarakat yang hendak mendaftar penjaringan dari DPC PDI Perjuangan.

"Kita siap menerima siapapun tokoh masyarakat di Kota Yogyakarta," kata dia.

Lanjut Andung, penjaringan bakal calon Wali Kota Yogyakarta dan Wakil Wali Kota Yogyakarta akan ditutup pada tanggal 20 Mei.

"20 Mei ditutup jadi momentum bagus yaitu kebangkitan nasional," ucapnya.

Proses penjaringan dimulai dari pengambilan formulir, konsultasi, dan dilanjutkan dengan pengembalian formulir di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta.

Dia menyebut ada beberapa nama dari kader PDI Perjuangan Kota Yogyakarta yang memiliki peluang untuk maju sebagai Calon Wali Kota Yogyakarta dan Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta.

Namun, dirinya enggan membeberkan nama-nama kader yang memiliki peluang tersebut.

"Jadi kans disini memang ada tapi belum ada yang mendaftar. Kita tunggu, kader yang punya potensi," imbuhnya.

Sementara itu, Fokky Ardiyanto mengaku mendaftar sebagai bakal calon Wakil Wali Kota berdasarkan dari kajian yang sudah dia lakukan.

"Dari kajian secara sederhana kawan-kawan, yang sangat relistis bagi saya adalah wakil," ungkap Fokky.

Disinggung soal persaingan antarkader partai dalam penjaringan, Fokky menyambut baik. Menurutnya, adanya persaingam di dalam internal partai malah menunjukkan pendidikan kader partai berjalan dengan baik.

"Bagi saya itu sangat-sangat bagus itu dikarenakan di kompetisi sehat di antar kader artinya PDIP berhasil dalam pendidikan kader," kata dia.

Dirinya juga siap menerima jika rekomendasi justru tidak turun kepadanya. Dia juga mengaku siap untuk mendukung penuh siapa nanti calon yang mendapatkan rekomendasi dari partai.

"Saya dan kawan-kawan ini sejak dulu itu punya prinsip adalah tetap banteng biar gepeng kalau rekomendasi ke kader lain baik kader partai atau di luar kita tetap tegak lurus akan memenangkan," kata dia.

Sebagai informasi pada kontestasi Pilkada 2017 PDI-Perjuangan dan Nasdem mengusung nama Imam Priyono dan Achmad Fadli sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta.

Imam Priyono merupakan kader PDI Perjuangan disandingkan dengan Achmad Fadli yang sempat menjabat sebagai Asisten Pemerintahan Kota Yogyakarta.

Kedua pasangan ini melawan pasangan Haryadi Suyuti dan Heroe Poerwadi. Namun, pasangan Imam Priyono harus mengakui keunggulan Haryadi Suyuti dan Heroe Poerwadi pada Pilkada 2017.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/05/02/125721378/pdi-p-buka-penjaringan-untuk-pilkada-yogyakarta-baru-satu-orang-yang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com