Salin Artikel

Akses ke Pantai Trisik Patah, Jembatan Darurat dari Kayu Bakal Dibangun

KULON PROGO, KOMPAS.com - Jembatan beton yang dikenal sebagai jembatan Linggan, akses menuju kawasan Pantai Trisik di Padukuhan Sidorejo, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta patah beberapa waktu lalu.

Untuk saat ini, Pemkab Kulon Progo berencana membangun jembatan darurat dari kayu.

Nantinya, kayu akan dibangun di atas lantai jembatan beton yang rusak. Panjangnya sekitar 20 meter.

"Jembatan memiliki kekuatan untuk menopang beban kendaraan dua ton," kata Ganjar Saparto, Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kulon Progo dihubungi via telepon, Selasa (16/4/2024).

Jembatan darurat merupakan jembatan sementara sebelum pembangunan jembatan baru dan permanen terwujud.

Dia mengatakan, jembatan sangat diperlukan sebagai akses utama menuju perkampungan para petani dan nelayan di pesisir Galur.

BPBD Kulon Progo membangun jembatan ini setelah konsultasi dengan BBWSO sebagai Satker di Kementerian PUPR.

Ganjar mengungkapkan, telah disepakati jembatan yang dibangun itu berdiri di atas tiang yang masih kokoh pada jembatan yang ada sekarang.

Lantai jembatan kayu berada lebih tinggi 36 cm dari lantai beton yang masih dipakai.

Nantinya, jembatan kuat dapat dilewati motor dan mobil satu per satu.

Konstruksi jembatan darurat itu diyakini bisa bertahan dua tahun. Dengan harapan, pemerintah pusat menyetujui usulan anggaran pembangunan jembatan yang lebih baik.

Pembangunan jembatan sementara menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT) APBD Kulon Progo senilai Rp 200 juta. BPBD merencanakan pembangunan berlangsung setelah libur lebaran ini. Mereka menggunakan konsultan perencana dalam pengerjaannya.

“Pembangunan berlangsung pascalebaran dan berlangsung selama 45 hari,” kata Ganjar.

“Hari ini baru tahap menyiapkan kayu-kayunya, karena toko-toko tutup di masa Lebaran," katanya.

Warga menyebutnya sebagai jembatan Linggan. Ini sekaligus akses masuk ke kawasan wisata Pantai Trisik dan perkampungan petani palawija dan buah di lahan berpasir.

Jembatan ini membentang sepanjang 60-an meter dan lebar empat meter. Kerusakan jembatan diperkirakan sekitar 18 meter pada bagian tengah.

Jembatan berdiri pada tahun 1984 di atas sungai yang airnya mengalir dari Panjatan ke muara laut di Galur. Di ujung Barat jembatan ada gardu tempat penarikan retribusi masuk obyek wisata Pantai Trisik.

Warga Trisik sejak awal telah meminta segera dibikin jembatan darurat ini. Pasalnya, patahnya jembatan mempengaruhi kehidupan warga di dusun Sidorejo dan Imorenggo pergi ke lahan dan menuju kota. Warga kebanyakan menanam lombok, melon dan semangka.

Selain itu, jembatan ini akses pelajar pergi dan pulang ke sekolah dasar, akses evakuasi, dan tempat wisata favorit Kulon Progo. Semua merasa terganggu.

“Warga meminta jembatan darurat. Karena kalau lewat jalan memutar jauhnya enam kilometer, tapi aspal rusak. Sedangkan lewat sana (jalan lain) terhalang pembangunan jembatan (yang lain),” kata Jaka Samudera, Dukuh (kepala dusun) Sidorejo, pada kesempatan sebelumnya.

Karenanya, jembatan darurat bisa menopang akses warga dan perekonomian masyarakat untuk sementara waktu.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/04/16/202629878/akses-ke-pantai-trisik-patah-jembatan-darurat-dari-kayu-bakal-dibangun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke