Salin Artikel

Cerita Petugas Palang Pintu Kereta yang Bertugas Saat Lebaran, Sungkem Orangtua Sepulang Kerja

Seorang pria berlesung pipit dengan tubuh tinggi besar mengintip kereta yang berjalan pelan dari balik jendela Pos 683. Toro (40), memastikan Prameks melintas dengan aman di sana.

Dia lalu memutar sebuah tombol agar palang pintu terangkat. Pada waktu yang sama, sebagian besar warga masih menjalani shalat dd dan rangkaian acaranya di masjid atau lapangan. 

“(Tidak ikut shalat id) tetap rasanya beda. Soalnya ini setahun sekali dan sudah sangat ditunggu setelah berpuasa. Tapi tugas harus dijalankan,” kata Toro, penjaga paling pintu Barat Stasiun Wates, Rabu (10/4/2024) pagi.

Ayah satu anak itu berasal dari Kalibawang, kecamatan yang berada di perbukitan Menoreh. Hari ini, Toro sudah berangkat dari rumah sebelum pukul 06.00 WIB. 

Pasalnya, ia bertugas dari pukul 06.00-14.00 WIB WIB pada pos 683, sekitar 400 meter Barat Stasiun Wates.

Jika biasanya sungkem Lebaran dilakukan setelah shalat id, maka berbeda dengan Toro. Pada Lebaran kali ini dia akan melakukan sungkem pada orangtuanya sepulang kerja atau suang menjelang sore hari. 

"Sungkem sama orangtua utama. Kalau biasanya bisa langsung ketemu," katanya.

Setiap menerima semboyan 35, tanda lokomotif kereta api siap diberangkatkan. Saat itu, ia juga bersiap untuk menutup dan membuka palang pintu kereta.

Pos tersebut sekaligus memastikan perjalanan lancar. Tiap pos saling koordinasi via HT dan telepon.

Baginya, banyak suka suda menjadi penjaga palang pintu. Paling sulit bila dalam kondisi tidak sehat, ia harus tetap kuat melakoni pekerjaan. 

"Jadi tidak boleh sakit. Soalnya personel terbatas," katanya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/04/10/200329378/cerita-petugas-palang-pintu-kereta-yang-bertugas-saat-lebaran-sungkem

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke