Salin Artikel

Potret Toleransi dari Gunungkidul, Warga Saling Minta Maaf Tanpa Memandang Agama Usai Shalat Id

Seusai mengikuti shalat Idul Fitri di lapangan SD Sanjaya Tritis, warga kemudian saling berkunjung. Tanpa memandang agama ataupun latar belakang sosial, para warga saling memohon maaf.

Warga muslim juga bersilaturahmi dengan umat Katolik dan Kristen karena baru sepekan lalu merayakan Paskah. Warga juga bersilaturahmi dengan umat beragama Hindu.

Tradisi ini sudah sejak lama dipupuk dan dipelihara warga Padukuhan Singkil. Mereka menjalin silaturahmi di setiap hari besar keagamaan.

Masyarakat Padukuhan Singkil memang cukup majemuk. Selain mayoritas beragama Islam, ada juga warga yang beragama Katolik, Kristen, dan Hindu.

Di Padukuhan Singkil, selain ada sebuah masjid yang cukup besar, berdiri juga sebuah tempat ziarah bagi umat Katolik, yakni Goa Maria Tritis. Selain itu, tidak jauh dari sana ada juga pura.

"Tentu hal ini merupakan bentuk silaturahmi serta untuk menjaga kerukunan antarumat beragama di wilayah Singkil pada khususnya yang memiliki beragam keyakinan," kata Dukuh Singkil, Parmana, saat dihubungi, Rabu.

Dia mengatakan, suasana haru terlihat ketika warga saling berjabat tangan untuk meminta maaf. Bahkan, menurutnya, tetes air mata terlihat mengalir saat warga saling berpelukan meminta maaf.

Salah seorang warga Katholik, Dharma Wagiya, mengatakan, tradisi saling berkunjung sudah biasa dan akan terus dipupuk.

Sementara hari ini total ada 975 lokasi shalat Idul Fitri di Gunungkidul.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Safinatun Najah, salah satu masjid kampung yang tidak jauh dari rumahnya di Padukuhan Kwarasan Wetan, Kedung Keris, Nglipar.

Imam dan khotib Masjid Safinatun Najah dipimpin oleh Bapak Sukar. Dalam khotbahnya, dia mengajak jemaah yang hadir untuk menghilangkan perbedaan dan meningkatkan kerukunan antarsesama, baik dengan umat Islam maupun pemeluk agama lain.

Terlebih lagi, Indonesia telah usai melakukan pemilihan umum.

"Guyup rukun, tolong menolong wajib kita tingkatkan. Kita tinggalkan perkara yang dapat memecah belah masyarakat," kata Sukar. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/04/10/112622278/potret-toleransi-dari-gunungkidul-warga-saling-minta-maaf-tanpa-memandang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke