Salin Artikel

Pemerintah Desa Tuksono Kulon Progo Bangun Balai Budaya Senilai Rp 1,6 Miliar

KULON PROGO, KOMPAS.com – Pemerintah kalurahan Tuksono membangun balai budaya di Padukuhan Wonobroto, Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Balai budaya ditujukan sebagai tempat pertunjukkan hingga pengembangan seni dan budaya, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian warga.

Pembangunan balai budaya berlangsung secara bertahap sejak 2023.

“Ini untuk tempat kegiatan kebudayaan Tuksono dan kegiatan lainnya,” kata Zanuri, Lurah Tuksono, Selasa (19/3/2024).

Balai budaya berada di lahan 2,6 hektar ini sudah dibangun sejak 2023. Pembangunan Balai Budaya didukung Dana Keistimewaan senilai Rp 1,6 miliar dan izin penggunaan lahan yang statusnya adalah tanah kas desa dari pemerintah provinsi.

Progres pembangunan kawasan baru berupa pendopo agung sebagai pendopo utama berbentuk joglo. Pada bagian depan pendopo dilengkapi kuncungan atau teras.

Balai budaya memiliki pemandangan sangat cantik. Gunung Merapi dan pucuk gunung Merbabu terlihat gagah dari tempat ini dengan syarat langit sedang cerah tidak ada awan.

Berikutnya, Pemkal akan melengkapi balai agung dengan pembangunan dalem ageng, di mana ada ruang untuk tempat menyimpan gamelan, ruang pertemuan, ruang rias hingga toilet.

Pembangunan balai utama menelan dana Rp 728 juta dari 20 September hingga 18 November 2023. Kelengkapan balai budaya dilanjutkan dengan anggaran Rp 894 juta di 2024 ini.

Kalurahan Tuksono menyandang predikat kalurahan mandiri budaya. Ketua Kalurahan Mandiri Budaya Tuksono, Ambardi mengungkapkan, terdapat banyak sekali kesenian masyarakat dan kebudayaan yang hidup di semua dusun Tuksono. Di antaranya, ada wayang kulit, karawitan, ketoprak, sholawatan, jatilan hingga adat tradisi, dll.

Kesenian dan tradisi itu lestari di masyarakat dan bisa mengungkit ekonomi warga.

Salah satu yang paling terkenal, kata Ambardi, adalah upacara adat bersih dusun dan luwaran di Taruban.

“Setiap tahun bergantian antara dusun Taruban Wetan dan Taruban Kulon,” kata Ambardi.

Ketua Desa Budaya ini menambahkan, balai budaya nanti akan menjadi panggung bagi kesenian masyarakat. Selama ini, warga menampilkan kesenian di dusun-dusun dengan membuat panggung sendiri.

“Balai budaya nanti akan menampung kesenian yang hidup di Tuksono. Selama ini, semua berlangsung di dusun di tempat warga dengan panggung bikinan warga,” kata Ambardi.

Kata Ambardi, balai budaya masih tahap pembangunan dan belum selesai. Hal ini juga terkait pendanaannya yang berlangsung bertahap.

Ke depan, balai akan dilengkapi dengan rumah gandhok di kanan dan di kiri pendopo hingga pagar bumi keliling.

“Bila nanti sudah berfungsi, ribuan orang bisa tertampung di sini. Warga yang menonton selalu sangat antusias,” kata Ambardi.

Selain balai budaya, pemerintah kalurahan membangun kampung tradisional pada 2023. Kampung tradisional berada di sisi bawah balai budaya.

Kampung tersebut nanti akan menjadi semacam pasar, tempat pameran kerajinan, hasil pertanian, dan pengembangan ekonomi desa. Bahkan ada tempat kemping.

“Dan di bagian belakang ada kampung tradisional yang akan menampung UMKM dan jualan hasil bumi masyarakat dan rakyat,” kata Ambardi.

Sinergi balai budaya dan kampung tradisional diyakini bakal jadi wadah pengembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat Tuksono di hari depan.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/03/19/203700778/pemerintah-desa-tuksono-kulon-progo-bangun-balai-budaya-senilai-rp-1-6

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke