Salin Artikel

Komplotan Maling Jebol Dinding Konter di Sleman, Ratusan HP Raib

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Komplotan pencuri beraksi di konter handphone (HP) di wilayah Sidokarto, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman.

Komplotan maling ini nekat masuk ke dalam konter dengan cara menjebol dinding bangunan.

Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian mengatakan, awalnya ada satu konter handphone di wilayah Godean yang menjadi sasaran pencurian pada 21 Januari 2024.

"Hilang sebanyak kurang lebih 266 HP berbagai macam jenis. Kerugian sekitar Rp 672 juta," ujar Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian dalam jumpa pers, Kamis (14/03/2024).

Kejadian itu dilaporkan oleh korban dan ditindaklanjuti oleh Polisi dengan mendatangi lokasi. Saat di lokasi itu didapati cara unik yang dilakukan oleh para pencuri.

"(Polisi) mendatangi TKP dan kita melihat modus yang unik. Modusnya dengan cara menjebol dinding dan membongkar brankas," ucapnya.

Menurut Rizki menjebol dinding dan membongkar brankas dengan cepat tidak mudah bagi orang awam. Artinya, pelaku pencurian sudah berpengalaman.

"DVR CCTV di toko tersebut semua juga dicabut oleh pelaku dan dibuang," bebernya.

Dari penelurusan dan penyelidikan, polisi mendapati ada transaksi jual beli handphone dalam jumlah banyak di daerah Bogor. Polisi kemudian mendatangi lokasi transaksi, dan hanpdhone yang dijual tersebut berasal dari konter di Sidokarto, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman.

"Kurang lebuh lima hari dari waktu kejadian kita berhasil mengungkap kasus ini," tegasnya.

Alhasil ada tiga orang pelaku pencurian yanh berhasil ditangkap yakni JM (46) warga Tangerang, IK (45) warga Bogor dan MR (41) warga Tangerang. Satu lagi yang ditangkap yakni seorang perempuan berinisial IR (45) warga Bogor yang merupakan penadah handphone hasil curian tersebut.

"Pelaku (pencurian) ada empat orang, yang berhasil kita amankan tiga. Satu orang sudah kita tetapkan DPO, inisial DU," tandasnya.

Riski mengungkapkan para pelaku membagi tugas dalam aksinya. Sehingga aksi para pelaku berlangsung dengan cepat.

"Setelah pengungkapan kita tahu cara para pelaku menjebol dinding dan membongkar brankas yakni menggunakan linggir, bor manual dan menggunakan gerinda," ucapnya.

Hasil dari mencuri tersebut dibagi rata oleh para pelaku. Kemudian ada yang dijual online, dijual ke penadah hingga digunakan sendiri.

"Dijual cepat dengan harga Rp 1 juta. Jadi ada yang mengantongi Rp 12 juta, ada yang mengantongi Rp 25 juta," tuturnya.

Menurut Riski, para pelaku merupakan residivis. Mereka berkenalan saat berada di dalam penjara.

"Mereka telah melakukan kejahatan sebanyak 18 TKP, yang di Yogya 2 (TKP) di Godean dan Jalan Malioboro. Jadi mereka spesialis, warung klontong, konter HP," bebernya.

Dari kejadian ini Polisi berhasil mengamankan barang bukti antara lain bor, gerinda, linggis dan puluhan hanphone.

Akibat perbuatanya, para pelaku dijerat dengan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Pasal 480 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/03/14/203557178/komplotan-maling-jebol-dinding-konter-di-sleman-ratusan-hp-raib

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com