Salin Artikel

Puluhan Warga di Gunungkidul dan Sleman Suspek Antraks

Suspek antraks itu berasal darii Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, dan Kayoman, Serut, Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. 

Kadis Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie menjelaskan, puluhan suspek antraks tersebut didapat dari pemeriksaan epidemiologi.

Pemeriksaan tanggal 2 Maret 2024 ditemukan 23 suspek dengan 16 orang tidak bergejala dan 7 orang bergejala.

"Sabtu 9 Maret Puskesmas Gedangsari II laporkan 30 orang warga Kayoman dilakukan pemeriksaan. 20 orang tida bergejala dan 10 orang bergejala," kata Pembajun saat ditemui di DPRD DIY, Rabu (13/3/2024).

Pembajun menjelaskan untuk satu orang yang dilaporkan meninggal dunia belum bisa dipastikan apakah terpapar antraks atau tidak. Pasalnya, belum dilakukan pengujian terhadap sampel darah atau sampal usap kulit.

"Kalau yang seruloginya belum, kemarin ada yang tanya, yang meninggal itu antraks? Saya belum bisa bilang itu antraks atau bukan, karena yang bersangkutan meninggal sebelum diambil sampelnya, jadi kita nggak bisa bilang dia antraks atau tidak," ujarnya.

Menurut Pembajun, dalam menentukan seseorang terpapar antraks harus didasari dengan hasil uji laboratorium. Pasalnya, gejala yang sama bisa jadi hasil laboratoriumnya berbeda.

"Gejala bisa sama, tapi hasil labnya belum tentu dan ini sudah kesekian kali di Gunungkidul itu yang kami prihatinkan, terjadi lagi terjadi lagi," ujarnya.

"Suspek kami tidak melakukan pemeriksaan lagi karena kami rasa cukup," ujarnya.

Untuk hasil pemeriksaan dari suspek antraks masih membutuhkan waktu karena pemeriksaan baru dimulai pada tanggal 8 Maret 2024 lalu.

"Kami membutuhkan kerjasama semua sektor dan Gunungkidul ini sudah kesekian kali, kami harap Pemda Gunungkidul dan OPD terkait untuk waspada dan lebih melakukan banyak edukasi karena mau hari raya, dan tidak lama akan Idul Adha," kata Pembajun.

Ke depan pihaknya akan mengupayakan edukasi kepada masyarakat agar masyaraat tidak nekat menyembelih hewan yang sudah mati atau menyembelih hewan saat sakit.

"Kami di provinsi sedang mengupayakan bagaimana melakukan promosi kesehatan melalui leaflet banner media yang bisa diakses oleh masyarakat," kata dia.

Sebelumnya, Hewan ternak milik warga di Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY) mendadak sakit dan mati.

Selain itu, satu warga Gunungkidul suspek antraks setelah menyembelih salah satu ternak yang sakit tersebut.

Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman melakukan invetigasi dan mengirimkan sampel ke Balai Besar Veteriner, Wates, Kulonprogo.

"Kejadianya selang waktu berturut-turut," ujar Marjoko, Dukuh Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman saat dihubungi, Jumat (8/03/2024).

Marjoko menyampaikan ada salah satu warganya yang memelihara kambing dan sapi. Ternak tersebut berada dalam satu kandang. Awalnya ada satu kambing milik warga tersebut didapati dalam kondisi mati. Sedangkan tiga kambing lainya dalam kondisi sakit.

"Kejadianya kalau kambing itu, seingat saya dan seingat yang punya itu, antara tiga, empat hari sebelum malam pencoblosan," bebernya.

Satu kambing yang mati oleh pemiliknya dikubur. Sedangkan tiga kambing sakit disembelih dan dagingnya dibagikan ke warga.

"Yang tiga itu sebetulnya belum mati, tapi kalau didiamkan pasti mati. Ya itu langsung disembelih, kalau orang kampung istilahnya dibrandu kemudian dibagi- bagikan ke wilayah setempat," tuturnya.

Tak berselang lama, satu ekor sapi milik warga tersebut juga mengalami sakit. Sebelum mati, oleh pemiliknya sapi tersebut disembelih dan dagingnya kembali dibagikan ke warga.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/03/13/144257678/puluhan-warga-di-gunungkidul-dan-sleman-suspek-antraks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke