Salin Artikel

Catur Gatra Tunggal, Konsep Tata Ruang dalam Kosmologi Jawa

KOMPAS.com - Catur Gatra Tunggal atau Catur Sagotra adalah filosofi dan konsep kesatuan tata ruang dalam kosmologi Jawa yang digunakan dalam pembentukan inti kota atau pusat kota.

Konsep Catur Gatra Tunggal yang digagas oleh Panembahan Senopati ini telah diterapkan sejak berdirinya Kerajaan Mataram Islam di Kotagede.

Dilansir dari Instagram @kraton_solo, Catur Gatra Tunggal berasal dari istilah ‘catur’ yang memiliki arti empat, ‘gatra’ yang memiliki arti wujud, dan ‘tunggal’ yang memiliki arti kesatuan.

Sehingga Catur Gatra Tunggal dapat diartikan sebagai empat wujud yang melebur menjadi suatu kesatuan.

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Catur Gatra Tunggal adalah empat elemen yang menjadi satu kesatuan dalam kebersamaan tunggal.

Unsur atau elemen dalam Catur Gatra terdiri atas pemerintahan/politik, sosial, ekonomi, dan religi.

Dalam konsep tersebut, kesatuan empat susunan elemen ini terdiri atas bangunan keraton, masjid, alun-alun, dan pasar yang menjadi identitas kota atau jati diri sebuah kota.

Lebih lanjut, bangunan keraton dan kepatihan menjadi lambang elemen politik, bangunan masjid menjadi lambang elemen keagamaan atau religi, bangunan pasar menjadi lambang elemen ekonomi, dan bangunan alun-alun lambang elemen sosial.

Sebagai warisan Kerajaan Mataram Islam, konsep tata ruang ini diaplikasikan di beberapa lokasi dan masih bisa disaksikan hingga saat ini.

Konsep Catur Gatra Tunggal masih dapat terlihat pada tata ruang di kawasan Keraton Yogyakarta.

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, empat elemen Catur Gatra Tunggal di kawasan Keraton Yogyakarta adalah:

1. Elemen politik dilambangkan dengan bangunan Keraton Yogyakarta

2. Elemen sosial dilambangkan dengan bangunan Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan

3. Elemen ekonomi dilambangkan dengan bangunan Pasar Gedhe atau kini bernama Pasar Beringharjo

4. Elemen religi dilambangkan dengan bangunan Masjid Gedhe Kauman

Konsep Catur Gatra Tunggal juga ditemukan pada tata ruang di kawasan Pura Pakualaman.

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, empat elemen Catur Gatra Tunggal di kawasan Pura Pakualaman adalah:

1. Elemen politik dilambangkan dengan bangunan Puro Pakualaman

2. Elemen sosial dilambangkan dengan bangunan Alun-alun Sewandanan

3. Elemen ekonomi dilambangkan dengan bangunan Pasar Tanjung atau kini bernama Pasar Sentul

4. Elemen religi dilambangkan dengan bangunan Masjid Besar Pakualaman

Tata ruang di kawasan Keraton Surakarta juga menggunakan konsep Catur Gatra Tunggal.

Dilansir dari Instagram @kraton_solo, empat elemen Catur Gatra Tunggal di kawasan Keraton Surakarta adalah:

1. Elemen politik dilambangkan dengan bangunan Keraton Kasunanan Surakarta

2. Elemen sosial dilambangkan dengan bangunan Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan

3. Elemen ekonomi dilambangkan dengan bangunan Pasar Gedhe Harjdonegoro

4. Elemen religi dilambangkan dengan bangunan Masjid Agung Surakarta .

Sumber:
kebudayaan.jogjakota.go.id  
kebudayaan.jogjakota.go.id   
Instagram @kraton_solo 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/02/27/215054678/catur-gatra-tunggal-konsep-tata-ruang-dalam-kosmologi-jawa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com