Salin Artikel

Dugaan Perundungan Siswa Disabilitas di Gunungkidul, Sekolah Beri Pendampingan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah dan Dinas Pendidikan Gunungkidul, DI Yogyakarta, akan melakukan pendampingan terhadap dua pelajar yang terlibat dugaan perundungan dan perkelahian di salah satu SMP Negeri di Kapanewon Wonosari.

Sekolah juga menggalang dana untuk pengobatan siswa yang terlibat perundungan.

"Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap kedua murid (yang terlibat dugaan perundungan)," kata Kepala Sekolah SMPN di Wonosari Sutotok Sudarujian saat ditemui di sekolahnya Jumat (23/2/2024).

Sutotok mengatakan, pihaknya sudah melakukan investigasi terkait perkelahian dan dugaan perundungan yang melibatkan dua murid disabilitasnya.

Dia pun menyampaikan, orangtua korban sudah mengeluhkan tentang dugaan perundungan yang dialami anaknya itu.

"Kami melakukan investigasi siapa saja yang pernah memberikan ucapan yang tidak pantas kepada (siswa berkebutuhan khusus). (Sekolah) akan memberikan edukasi," kata dia.

"Kami selalu tanamkan kepada anak-anak makna pertemanan. Itu bukan hanya teman sahabat bahkan sampai saudara. Jangan pernah mengejek temannya entah bodoh entah kata kurang baik, kita tidak pernah tahu masa depan," kata Sutoto.

Dikatakannya, pihaknya juga akan melakukan mediasi bersama keluarga kedua siswa kelas 7 tersebut. Selain itu juga menggalang dana untuk korban yang sedang dirawat di RSUD Wonosari karena jarinya patah akibat kejadian ini.

Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Nunuk Setyowati mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Badan amal zakat nasional (Banzas) terkait pendanaan operasi korban.

“Terus kita akan mintakan ke Baznas. Karena itu juga anak kami," kata Nunuk.

Sebelumnya, sekolah mengklarifikasi terkait dugaan perundungan. Versi sekolah terjadi kesalahpahaman antara dua siswa berkebutuhan khusus itu. 

Diberitakan sebelumnya, dari informasi yang dikumpulkan pihak sekolah, pada Rabu (21/2/2024), kejadian ini terjadi setelah sholat dhuhur ketika waktu istirahat kedua.

Kejadian bermula saat korban duduk di depan Lab Komputer II bersama beberapa teman dan kemudian terduga pelaku datang dari mushola.

Terduga pelaku saat itu menendang triplek gudang prakarya. Korban mengingatkan untuk tidak menendang sembari menyebutkan nama ayah terduga pelaku.

"Yang diingatkan membalas dengan mengejek mengajak membentangkan tangan," kata dia.

Setelah itu, keduanya terlibat perkelahiran. Korban menarik kerah baju dan sempat memukul terduga pelaku.

"Kemungkinan jari kelingking (patah karena) memukul, kalau itu dianggap bullying tetapi kami menganggap itu kesalahpahaman anak," kata dia.

Dikatakannya korban dibawa ke rumah sakit, dan terduga pelaku dibawa ke UKS karena benjolan di kepala akibat pukulan korban.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/02/23/174345978/dugaan-perundungan-siswa-disabilitas-di-gunungkidul-sekolah-beri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke